TUHAN BENARKAH ENGKAU BERSAMAKU? ATAUKAH AKU HARUS PERGI MENCARI PELARIAN DI DUNIA INI? BAYAR 80JT, MISALNYA? (Keluaran 33:12-19)


Masih panas rasanya, informasi saat ini dimana seorang Artis yang masuk dalam dunia prostitusi online. Satu hal yang saya sayangkan adalah, mengapa cuman perempuan menjadi sorotan. Mengapa lelaki yang mennyewa jasa prostitusi ini, tidak pernah diungkapkan siapa dirinya dipublikasikan? Memang diberitahukan bahwa dia adalah Rian dan seorang Pengusaha, tapi siapa dia? Tidak pernah disorot begitu rupa, seperti yang dialami oleh artis ini. Bahkan kelanjutannya yang dipanggil adalah artis yang lainnya. Lelaki yang lain, bagaimana? Mengapa? Jawaban yang paling sederhana adalah media selalu menyorot mana yang paling sesuai untuk menaikan ratingnya. Tanpa ada belas kasihan dan memandang bahwa perempuan mendapatkan kekerasan yang terus-menerus. Sedang silaki-laki hanya perlu kembali lalu duduk manis dan menjalani kehidupannya seperti semula.
Namun bukankah yang dilakukannya adalah sesuatu yang salah? Siapa manusia yang mengaku paling benar? Tidak ada! Apa yang dilakukannya adalah kesalahan. Sama salahnya seperti yang dilakukan oleh lelaki yang memintanya untuk melakukan perbuatan yang demikian. Mereka berdua beranggapan bahwa materi atau nafsu seksual yang dilampiaskan kepada artis tersebut dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi kekurangan bagi mereka. Dapat menyelesaikan segala masalah yang mereka hadapi. Padahal tidak, yang bisa membantu dan memenuhi segalanya sama seperti apa yang Musa sampaikan kepada Allah, “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini” (ay 15) (KB: Kalau Tuhan tidak ikut dengan kami, jangan suruh kami meninggalkan tempat ini). Tegasnya, Musa memohon agar Tuhan menyertai perjalanannya! Jika Tuhan tidak menyertai lebih baik dia tidak berangkat atau pergi kemanapun. Apa faedah penyertaan Tuhan? Dinyatakan “Tuhan menyertai dia (Yusuf) dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil” (Kej 39:23), demikian juga “Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab Tuhan menyertai dia” (1 Sam 18:14). Pernyataan Musa, “Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umatMu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini? (ay 16). Itu adalah benar dan itulah perbedaan kita dengan orang-orang dunia! Kita disertai Tuhan bahkan dikatakan “Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita” (Gal 4:6) sehingga kemana saja kita pergi Roh Tuhan ada bersama dengan kita dan dinyatakan “Roh yang ada di dalam kamu lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yoh 4:4)    
Intinya mereka salah melakukan hal demikian. Tidak perlu mendapatkan pembelaan apapun untuk kedua orang ini.Benar! Kedua orang ini memang salah, tapi sadarkah kita kalau kala itu juga orang Israel baru saja melakukan kesalahan yang bahkan membuat Allah tidak lagi ingin serta. Karena mereka baru saja melakukan penyembahan kepada berhala yang dibuatnya bersama Harun. Namun, justru karena belas kasihan yang penuh dan tidak pernah ada habisnya lah. Tuhan berikan pada bangsa Israel sehingga ia tetap setia membimbing bangsa yang tegar tengkuk ini ketanah yang dia janjikan. Tidak jauh berbeda dengan bangsa Israel, diantara kita juga sering kali melakukan hal yang sama dengan melakukan kesalahan. Bahkan bila kita sendiri menjadi Tuhan pula, kitapun ikutan marah pada diri kita sendiri yang melakukan banyak kesalahan dalam kehidupan ini.
Tapi Tuhan beri kesempatan , Tuhan beri belas kasihan kepada orang-orang yang hina seperti kita ini. Bahkan Tuhan beri kesempatan untuk kita melewati tahun 2018. Setiap orang memiliki kesempatannya masing-masing. Sekalipun manusia sering mengatakan, CUKUP! Tidak ada kesempatan lagi untuk hidup kita. Tapi, Tuhan bilang, “Sekalipun dosa merah seperti kermisi, tapi aku akan membersihkannya seperti kapas yang putih”. Tuhan tidak melihat kesalahanmu, ketika kita minta ampun dan menyerahkan semua kesalahan kita kepada Tuhan. Hal yang penting justru, bagaimana kita menghargai kesempatan yang sudah diberikan untuk kita? Adakah penghargaan terhadap kesempatan itu?
Tuhan bukan seperti seorang pemimpin yang tidak mengakui orang yang telah berjuang untuknya menjadi bagian dari dalam kubunya lagi. Sekalipun dahulu orang tersebut sudah berjuang untuk menaikan elektabitas dari pemimpinnya. Tuhan tidak seperti itu. Tuhan adalah karib yang setia, dia tidak akan meninggalkanMu.
Dia juga tidak akan mengajarkan dan menuntunmu menjadi seorang yang menebarkan HOAKS lalu meninggalkanmu dan mengatakan, bahwa engkau bukanlah temanNya. Sekalipun engkau menebarkan HOAKS bukan karena bimbingannya, Tuhan juga tetap mengakui kita sebagai anak. Karena yang dia minta adalah pengakuan dan permintaan maaf kita atas kesalahan yang kita lakukan. Karena saat itu juga, belas kasihanNya akan mengalir dan datang kepada kita semua.
Tetapi mengapa orang-orang Israel bisa jatuh kedalam dosa, dan membuat Tuhan memutuskan untuk tidak lagi ditengah-tengah mereka? Bila kita kilas balik pada kisah sebelumnya, hal yang membuat Tuhan memutuskan hal tersebut, adalah keraguan dan kekhawatiran mereka kepada Musa dan Tuhan yang tak kunjung datang, sampai akhirnya mereka membuat tuhan yang baru atas mereka. Faktanya, kekhawatiran hiduplah yang merampas kekuatan dan mematahkan iman kita. Namun, bukankah sesuatu yang wajar saat seorang khawatir dan ragu. Bukankah itu juga bagian dari rasa yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia? Tentu, saja! Tapi keraguan dan kekhawatiran harusnya kita serahkan dan letakkan dalam Tuhan bukan malah memalingkan diri dan beranggapan seolah-olah, bisa hidup tanpa belas kasihanNya.
Tapi bersama Tuhan juga kita akan tetap menghadapi masalah. Padahal dia berkata kalau, “Marilah datang kepadaku, kita semua yang haus dan lapar. Tuhan akan memberikan kelegaan untuk kita” (Matius 11:28). Apakah dengan demikian berarti Tuhan berbohong kepada kita? Apakah artinya dia bersama kita kalau dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk kita dalam setiap masalah yang kita hadapi. Bahkan tidak jarang kita berteriak, Tuhan mengapa ENGKAU hadirkan masalah ini. Mana kelegaan ini, sampai kapan Tuhan?. Kadang banyak orang lupa, untuk membaca dan memahami Firman Tuhan secara penguh. Hanya mengambil dan memberikan sesuatu yang sifatnya instan saja , supaya dia merasa bahagia dan membuat orang lain tenang dengan membagikan ayat-ayat seperti itu. Padahal bila kita lihat ayat selanjutnya, dia berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. " (Matius 11 :29-30)

Tuhan tidak memberikan kelegaan kepadamu, bukan karena itu menjadi sesuatu yang mustahil bagiNya. Bahkan, Tuhan akan selalu menemani dan bersamamu, dia tidak pernah meninggalkanmu. Tapi seperti yang disampaikan dan diminta oleh Musa pula, yakni bimbingan dan belas kasihanNya. Demikian juga yang disampaikan Kristus Yesus, Tuhan ingin kita belajar dari padaNya, belajar menerima Salib, belajar menerima Kuk. Bahkan ia bersama-sama dengan kita semua mengangkat kuk yang kita angkat. Jadi bukan kehilangan masalah, tapi berjalan bersama untuk membantu kita manusia mengangkat beban hidup kita. Sehingga kita tidak terlalu capek dan terbeban. Jadi untuk apa lagi kita cari pelarian dengan melampiaskan seluruh masalah hidup kita dengan kesenangan dunia, datang pada Kristus, karena dia akan memberikan kemenangan untuk kita semua. 

Komentar