BARTIMEUS : Belajar dari Ketelanjangan dan Kebutaannya



Photo on Unsplash
Bartimeus, seperti yang kita baca merupakan seorang yang buta dan sepertinya sudah lama menjadi seorang pengemis. Ia duduk dan mendengar tentang kehadiran Yesus. Ia berseru, dan meminta agar dikasihani oleh Yesus. Bahkan dari seruan tersebut, kita melihat sepertinya Bartimeus sudah pernah dan mendengar tentang kisah Yesus itu. Maka dia mampu berkata dan berseru kepada Yesus “.....Anak Daud, Kasihanilah Aku”. Suatu perkataan yang didalamnya bukan hanya ada permintaan pertolongan, tetapi keyakinan dan pengakuan yang besar kepada Yesus. Yang mana hal ini tidak didapatkan oleh murid-muridnya sebelumnya. Yakobus dan Yohanes yang bertanya tentang susunan hirarki di Kerajaan Allah. Bartimeus tidak seperti mereka, bahkan ini menjadi cambukan tersendiri untuk murid-murid Yesus, atau bahkan kita.
      
Sebab Bartimeus percaya dan memiliki keyakinan bahwa Yesus adalah Anak Daud. Suatu pengakuan yang diberikan kepada Yesus, bahwa dialah seorang Mesias tersebut. Padahal kita tahu, bahwa itu adalah perjumpaan pertamanya dengan Yesus. Mungkin, Bartimeus selama ini hanya mendengar tentang Kisah Yesus, tapi dia memiliki iman yang lebih besar daripada para murid-muridnya. Bahkan, penulis menggambarkan dirinya yang menanggalkan jubah, lalu berdiri dan menghampiri Yesus. Ketelanjangan (?) Bukan! Ini tentang gambaran yang menyerahkan diri secara total kepada Yesus. Jadi bukan hanya pengakuan ataupun permohono, namun juga penyerahan diri secara total dan benar-benar penuh.


Bartimeus bisa saja punya ribuan pertimbangan sebelum berseru kepada Tuhan (“Apa yang nanti orang lain pikirkan? Apakah saya harus bertanya dulu kepada pendeta agar ia memberitahu saya apa yang ia percayai tentang Yesus ini; atau ah, sudahlah, setidaknya saya masih bertahan hidup sampai sekarang”). Bila itu yang ia lakukan, tahukah Anda apa hasilnya? Ia akan tetap buta selamanya. Yesus tidak akan menyembuhkan semua orang buta, Ia hanya akan menyembuhkan orang buta yang ingin melihat, yang karenanya berseru-seru kepada-Nya. Ia melewati Anda. Anda bisa saja tetap terperangkap dalam pikiran dan pertimbangan Anda. Anda bisa saja memikirkan semua itu selama yang Anda mau dan tetap ragu selama yang Anda inginkan. Tetapi sahabatku, tahukah Anda apa akibatnya? Anda akan tetap buta selamanya. Bila Anda tidak berseru kepada Tuhan, maka jiwa Anda – Anda sendiri – tidak akan pernah bisa melihat, dan bukan itu saja, Anda pun tidak akan pernah mendapat bagian dalam kehidupan yang kekal. Karena ketika Allah melewati Anda, Anda tidak mengundang-Nya; Anda tidak membukakan pintu bagi-Nya. Sebaliknya, Anda mengunci diri Anda dengan rantai yang terbuat dari kesombongan dan egoisme Anda sendiri atau…..pikiran Anda sedang sibuk menimbang-nimbang. Jadi, ayo patahkan rantai-rantai ini!! Apa gunanya rantai-rantai itu? Berserulah seperti Bartimeus yang buta: Yesus Anak Allah, kasihanilah aku. Maka Tuhan Yesus Kristus akan berhenti bagi Anda, ya bagi Anda secara pribadi, seperti Ia berhenti bagi Bartimeus. Ia pun akan berhenti dan memberi kepada Anda apa yang Anda butuhkan, yakni: terang hidup.

Bahkan kita juga melihat, bagaimana terang itu berkarya dan membuat Bartimeus menyerahkan dirinya kepada Allah. Ia tidak pergi, walaupun Yesus menyuruh dia pergi. Ia tetap setia mengikuti Yesus. Bagaimana dengan kita yang memiliki kehidupan yang mungkin bisa dikatakan lebih baik dari Bartimeus. Kita mungkin memang tidak buta seperti Bartimeus, tapi banyak orang buta dalam melihat kehidupan yang Tuhan anugerahkan untuknya. Bahkan banyak orang buta melihat orang lain, dan menganggap bahwa seluruh kehidupan yang didapatnya bukan berasal dari belas kasihan Tuhan. Apakah kita menyadarinya? Atau bahkan kita sedang tidak menyadarinya sama sekali, sampai kita lupa untuk bertanya dan berseru kepada Allah untuk menyembuhkan semua penyakit itu dalam diri kita.

Komentar