Refleksi 1 Samuel
16:1-14
Bermula dari pertanyaan seorang gadis kepada saya
tentang 1 Samuel 16:14 yang bertuliskan;
“Tetapi Roh Tuhan telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh Jahat yang dari pada Tuhan”.
Gadis
itu mempertanyakan tentang maksud dari kata “Roh Jahat” yang ada dalam kisah
itu. Sayapun mencoba menjelaskannya secara mendetail kepada dirinya. Mulai dari
sejarah dan bentuk politik yang menjadi pertimbangan dalam membaca kitab Samuel. Entah, dia mengerti atau tidak. Sayapun
tidak yakin, bila saya mampu memuaskan rasa penasarannya. Karena itu dalam
kesempatan ini, saya mencoba kembali untuk menuliskan dan berefleksi kembali
dari kisah bagaimana Daud dipilih dan Roh Jahat yang masuk dalam diri Saul. Terlebih kisah ini juga menarik di ulas, mengingat pemilihan Calon Legislatif dan
Calon Presiden yang juga semakin dekat.
Tidak jarang diantara kita, memahami bahwa setiap
orang berhak untuk dipilih dan memilih. Sayapun tidak memungkiri hal ini,
bahkan untuk pertama kalinya dalam hidup saya; melihat seorang yang sederhana karena
dia belatar belakang sebagai anak seorang pedagang kayu, sukse dalam bisnisnya dan kini menjabat
sebagai seorang Presiden. Ataupun juga seorang pemuka agama yang mencalonkan
diri sebagai seorang Wakil Presiden. Saya jadi membayangkan, bagaimana bila
cita-cita saya menjadi seorang teolog berubah menjadi Presiden. Mungkinkah (?)
Saya tidak ingin berlama-lama membahas hal ini, sebab
poin utamanya bukan karena saya ingin bercita-cita menjadi seorang presiden
ataupun wakil presiden. Tetapi tentang setiap orang yang layak untuk dipilih
dan memilih. Walaupun saya juga menyadari, sekalipun kita memiliki hak untuk itu.
Harus disadari pula bahwa setiap orang juga dipilih untuk melakukan
bagian-bagian yang Tuhan percayakan untuk kita. Sehingga sekalipun anda terus mencoba
dan berusaha misalnya; menjadi seorang Presiden, tetapi gagal. Mungkin saja, anda
memang tidak dipercayakan Tuhan untuk itu.
Namun, saya juga tidak ingin
mematahkan semangat setiap orang. Berusahalah terus, sebab setiap orang harus optimis
pada apa yang diyakininya. Tanpa harus menjadi seorang yang ambisius juga. Sebab
mereka yang berambisi, akan melakukan segala cara (;buruk sekalipun) untuk
mencapai apa yang dia inginkan. Tapi, percayalah pula, bahwa Tuhan selalu
memberikan apa yang terbaik menurut kehendaknya, bukan dari ambisi kita. Bahkan
dari hal-hal inilah kita mampu melihat kisah ini dengan sudut pandang yang
berbeda.
Kisah yang bermula, ketika Allah menolak Saul dan
meminta Samuel untuk memilih pemimpin yang baru untuk bangsa Israel. Ketika itu,
Samuel mengira bahwa dia mengetahui siapa yang akan dipilih Allah. Sebab dia
langsung disuruh menuju ke tempat keluarga Isai, cucu dari Boas dan Rut. Namun,
kepada Samuel pun harus ditunjukkan siapa yang menjadi pilihan Allah.
Ya, seperti kita lihat, pada akhirnya Allah juga yang
memilih, bukan Samuel. Suatu pesan yang berarti untuk kita dalam memilih sesuatu. Jika memilih minyak telon saja, kita tidak boleh coba-coba.
Mengapa ketika memilih sesuatu yang berarti dan memiliki dampak dalam hidup kita, malah tidak
menyerahkannya kepada Tuhan?
Seperti halnya memilih pasangan hidup. Sekalipun
banyak orang yang mengatakan bahwa seseorang tidak boleh “terlalu pilih-pilih”
dalam mencari pasangan. Saya menganggap hal itu bukan bermaksud untuk tidak
berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Sebaliknya, itu seperti autokritik
kepada orang-orang yang berharap sesuatu lebih sempurna sementara dirinya tidak
layak disandingkan dengan kesempurnaan yang dia cari.
Demikian juga halnya
ketika rakyat, berusaha dan mencari pemimpin yang mampu mensejahterakan
rakyatnya. Sementara rakyatnya tidak mau berusaha (dengan bekerja misalnya),
untuk mesejahterakan dirinya. Ataupun mencari seorang pejabat Gereja yang mampu
memberikan kesejahteraan secara rohani, sementara jemaatnya memilih-milih Firman
Tuhan yang sesuai dengan kepentingannya saja.
Bahkan seorang Daud yang dipilih Samuel bersama dengan
Tuhan, juga memiliki kekurangan dan melakukan kesalahan dalam kepemimpinannya. Atau
kisah Daud yang bermimpi untuk membangun Bait Allah, namun malah keturunannya
yang berhasil membangun bait Allah.
Kita tidak pernah mencari dan meletakkan seluruh
harapan kita kepada manusia. Sebab dari semula, bangsa Israelpun dipimpin
oleh Tuhan. Raja-raja yang dipilih bukan dimaksudkan menjadi tempat orang-orang
Israel meletakkan harapannya. Melainkan seluruh harapan dan kehidupan ini, juga
tetap kita serahkan dan letakkan kepada Tuhan. Dengan kata lain dalam memilih, setiap
orang sangat memerlukan Tuhan sebagai petunjuk. Sehingga kita mencari sesuatu
yang datangnya dari pada Tuhan
Termasuk ketika memilih seorang Gembala menjadi
pemimpin Bangsa Israel, Samuel tidak mempertanyakan pilihan tersebut. Sebab, segala
yang terbaik menurut kehendakNya; tentu Tuhan sudah rancangkan untuk kehidupan bangsa
Israel, ataupun diri kita masing-masing. Termasuk kepada seorang Gembala yang tidak pernah kita bayangkan mampu menjadi seorang pemimpin Bangsa Israel.
Karena itu pula, perasaan-perasaan yang tidak menginginkan kehendak
dan pilihan Tuhan tersebutlah yang saya lihat sebagai maksud dari kuasa roh-roh Jahat. Seperti , kekecewaan, amarah, cemburu, dan merendahkan orang lain. Itulah yang berkuasa dalam diri Saul.
Ia dikuasai
oleh roh-roh Jahat, sehingga ia kecewa dan berusaha untuk menggagalkan apa yang
telah Tuhan kehendaki untuk bangsa Israel. Dia marah, ketika Tuhan berkhendak untuk
memberikan kekuasaanya kepada Daud.
Mungkin diantara kita
saat ini, ada yang berharap untuk dipilih sebagai pasangan hidup oleh seseorang
yang kita cintai, namun dia tidak memilih kita. Ataupun ada diantara kita
seorang pejabat Gereja yang berharap agar dipilih kembali untuk melayani di
Gereja, namun jemaat lebih memilih yang lainnya. Atau malahan, ada diantara
kita yang memiliki jabatan dalam organisasi dan pemerintahan yang tidak terpilih
lagi. Yakinkanlah dalam dirimu, bahwa “Tuhan
tidak akan pernah membiarkan dan mengambil sesuatu yang baik untukmu. Justru
Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik dalam hidupmu, sesuai dengan kehendakNya”.
Komentar
Posting Komentar