Tuhan adalah Gembalaku, perkataan yang tidak asing lagi dalam telinga
orang-orang Kristen. Tidak sedikit, orang-orang menggunakan perkataan ini untuk
dijadikan sebagai tema-tema khotbah. Sebab, tema-tema yang menggunakan kalimat
ini, pasti akan selalu memberikan penguatan kepada banyak orang yang mungkin
saat ini sedang mengalami banyak kekhawatiran dan tantangan.
Tentu tidak ada yang salah,
dalam perkataan dan persekutuan-persekutuan yang menggunakan ini. Justru yang
menjadi pertanyaan adalah apa setelahnya? Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang
yang menjadi pendengar saat itu dalam kehidupannya. Saya meragukan orang-orang tersebut
benar-benar menghilangkan rasa khawatirnya
Walaupun orang-orang memahami,
bila ia menjadi gembala ia pasti akan memberikan yang terbaik kepada domba-dombanya.
Ketika ia menjadi orang tua, ia juga akan memberikan yang terbaik buat
anak-anaknya, karena itu ia tidak akan perlu khawatir bila Tuhan menjadikan
dirinya sebagai kepunyaanNya. Ya,
semua orang-orang yang menjadi pendengar seminar-seminar atau Kebaktian-kebaktian
demikian, paham hal ini. Namun benarkah dia mampu mengimplikasikan semua yang
didengarkannya dalam kehidupannya sehari-hari. Saya ragu, sangatlah ragu.
Bahkan ketika Sudjwo Tejo
berkata dengan lantang, bahwa “Ketika seorang khawatir akan hari esoknya. Dia
sudah melukai Tuhan”. Saya juga ragu, bila tidak ada kekhawatiran dalam dirinya
ketika menghadapi suatu masalah. Termasuk pula ketika pemazmur yang sering kita
simpulkan bahwa itu adalah Daud. Saya juga ragu bila ia tidak memiliki
kekhawatiran dalam dirinya ketika dia menyadari bahwa ada seorang Saul yang
terus mengintai dan berniat untuk membunuhnya.
Faktanya, tidak seorangpun
yang mampu menghilangkan rasa khawatirnya, rasa takutnya atas apa yang dia
jalani. Tapi, Daud disini memiliki jiwa dan pemikiran yang jernih dalam
menghadapi semua hal itu. Dia memiliki ketenangan dan kesegaran dalam melewati
setiap masalahnya. Sebab dia sadar, bila Tuhan mampu membebaskan bangsa Israel dari tanah Mesir. Tentu, tangaNya juga tidak kurang panjang untuk menyelamatkan
diri Daud dari tangan Saul.
Ya, ketakutan itu lumrah. Bahkan karena ketakutan dan kekhawatiran kita bisa mengambil langkah yang lebih matang dan bijaksana. Tapi kejernihan berfikir dalam melihat dan menghadapi setiap tantangan dan masalah adalah yang menjadi pesan kepada kita saat ini. Mereka yang memiliki kejernihan dalam berfikir, tidak akan dikuasai oleh ketakutannya, lalu melarikan diri dari masalah itu. Mereka yang memiliki kejernihan berfikir tidak akan melihat segala sesuatunya dari apa yang dia punya, tetapi kepunyaan siapa dia. Dia akan berlindung dan lari kepada Tuhan yang memiliki dirinya. Atau, dia mendatangi dan meminta kekuatan kepada Tuhan yang memampukannya.
Bahkan karena ketakutan pula, Gembala memegang tongkatnya untuk memukul
para dombanya. Semua itu dilakukan untuk mengarahkan dan membimbing kembali
para domba kembali pada jalan yang ditentukannya. Jadi bila ada foto Yesus yang
menggendong domba. Sepertinya itu, bukan karena domba yang paling dia sayang.
Tapi dia tau, itu domba paling nakal sehingga ia harus memukulnya . Bahkan pukulan itu mengakibatkan domba itu sulit berjalan. Alhasil gembalapun menggendongnya. Ya seperti itulah Gembala yang baik.
Karena itu, BERHENTILAH, untuk
berusaha menjadi seorang yang tidak takut dan khawatir. Sebab itu sangat tidak
mungkin terjadi. Tetapi yakinilah bahwa Tuhan adalah pribadi yang bertanggung
jawab. Dia tidak akan meninggalkanmu dalam ketakutan, dia akan menemanimu,
menggendongmu bahkan menjadi pelindung terakhirmu dalam menghadapi setiap
masalah. Sebab Tuhanlah Gembala yang Baik.
Komentar
Posting Komentar