FILIPI 1:12-26
============================
============================
Dave Dravecky adalah
pelempar bola yang gemilang dari tim bisbol San Diego Padres dan San Francisco
Giants. Tetapi tangan yang dipakainya untuk melempar makin lama terasa sakit.
Tes medis menunjukkan bahwa ia terkena kanker. Karena itu ia harus menjalani
pembedahan dan rehabilitasi selama berbulan-bulan.
Selanjutnya, Dave kembali
menjadi pelempar bola dalam beberapa liga kecil, dan kemudian juga dalam
liga-liga utama. Tetapi suatu kali di Montreal, tangannya terasa ngilu saat
melempar bola.
Kanker itu ternyata belum
lenyap. Untuk menyelamatkan nyawanya, para dokter memotong lengan dan sebagian
besar bahunya. Sebagai seorang Kristen yang sungguh-sungguh, Dave tidak
tenggelam dalam rasa kasihan pada diri sendiri. Ia berkata, "Saya tak
perlu mengasihani diri sendiri. Saya tidak bertanya, 'Mengapa harus saya,
Tuhan?' Pertanyaan saya adalah, 'Apa rencana-Mu bagi saya?'" Lalu ia
menyambung, "Saya melihat peristiwa ini sebagai kesempatan yang diberikan
Allah kepada saya untuk memberitakan Injil kepada banyak orang."
Kehilangan dan kematian; Adakah yang tidak
mengalaminya ? Tentu setiap manusia akan mengalaminya. Cepat atau lambat manusia
akan menuju garis itu. Manusia akan mengalami kehilangan karena perginya
seseorang dari kehidupannya. Bahkan manusia akan menuju kepada kematian yang
akhirnya memisahkan dirinya dengan kehidupan orang-orang di dunia ini. Tapi
adakah bagi saudara yang memiliki iman untuk secara konsisten bersaksi tentang
kebaikan Allah? Adakah iman kita itu tetap stabil, ketika harus menghadapi
semua kejadian-kejadian tersebut?
Tentu, semua punya waktu!
Setiap orang akan mengalami gejolak imannya
masing-masing ketika berhadapan dengan kehilangan dan kematian. Itu adalah
sesuatu yang lumrah. Setiap orang pasti akan bertanya-tanya tentang kebaikan
dan kasih Tuhan, ketika kedua hal ini terjadi dalam kehidupannya. Ada yang
melawati proses itu dan menjadi semakin kuat. Ada pula yang menjadi terhenti
imannya karena membenci kehendak dan otoritas Tuhan.
Bila kita belajar dari Dave dan Paulus, tentu kita
akan melihat bagaimana mereka tetap bertahan ketika gejolak iman itu terjadi
dalam dirinya. Tapi dalam kisah berbeda, seperti; perjalanan di Emaus justru
memperlihatkan tentang kekecewaan ataupun kematian justru menghalangi mata
orang-orang beriman ketika melihat Yesus yang telah bangkit.
Pertanyaannya, Apakah Allah meninggalkan mereka? Ya,
Tuhan meninggalkan mereka, tapi hanya sementara.((Bdk. Luk 24:31) Lalu mereka mengingat kembali
dan merasakan hati mereka yang berkobar-kobar saat berjalan bersama dengan
Yesus yang bangkit.
Bagi calonteolog.com setiap orang memiliki waktu untuk
merenungkan kembali imannya bersama Tuhan. Saudara perlu berhenti sejenak dan
merenungkan kembali dalam pikiran yang jernih ketika kesulitan, kehilangan dan
kematian itu mendatangi. Jangan paksakan diri saudara untuk langsung
menerimanya. Tidak semua kita sanggup melakukannya. Bahkan seorang pendeta sekalipun
akan memberikan waktu untuk jemaatnya mengambil waktu sejenak dan merenungkan
kembali tentang pergejolakan iman dalam hidupnya. Sebab pendeta tersebut
memahami, sekalipun semua Kebenaran telah disampaikannya, tapi jemaat tersebut
belum siap untuk menerimanya.
Setelahnya, kita boleh kembali untuk menghibur dan
menguatkan hati kita sendiri ataupun orang lain yang mengalami pergejolakan
iman tersebut. Ya, seperti Yesus yang pergi meninggalkan mereka lalu
menghadirkan dirinya kembali. Atau bahkan ketika Dia harus naik ke Surga lalu menghadirkan
dirinya kembali dalam rupa Roh Kudus.
Karena itu, ketika saudara melihat mereka yang sedang terhenti
karena pergejolakan iman menghadapi kehilangan dan kematian. Saksikanlah kepada
mereka, bahwa Tuhan sungguh baik. Kita tidak pernah sendiri, Tuhan kepunyaan
kita. Tuhan mengerti setiap hal yang kita rasakan.
Ataupun, bila saudara saat ini sedang mengalami
pergejolakan iman itu, yakinkanlah dirimu bahwa saudara tidak ditinggalkan.
Saudara akan bertemu kembali dengan mereka yang telah hidup bersama Bapa di Rumahnya.
Rasa rindu dan Kangen itu bisa saudara sampaikan, kepada Bapa. Karena kasihnya
tidak pernah terpisahkan bagi mereka yang hidup di dunia ataupun di Rumah Bapa.
Oleh sebab itu, bersaksilah kepada banyak orang, bahwa kehilangan dan kematian
tidak menjatuhkan imanmu. Jangan berhenti pada perasaan kehilangan tersebut,
sebab bila waktunya tiba. Kita akan dipertemukan kembali. Itulah kemenangan
kita, bahwa dalam situasi apapun kasih Allah tetap nyata dan tidak dibatasi
oleh kematian.
Jangan terus-terusan berhenti, kehidupan terus
berlanjut. Selayknya mereka yang telah berpisah dengan kita, kehidupan mereka
juga berlanjut dalam Rumah Bapa. Saudara harus terus berjalan dan bertanggung
jawab atas kehidupan saat ini. Jangan biarkan kematian itu menghentikan saudara
selamanya. Terus jalani, sampai kita menghadapi garis akhir kehidupan di dunia
ini.
Komentar
Posting Komentar