Tahukah saudara, situasi saat ini mulai menunjukkan kecenderungan orang yang cenderung meragukan perlunya pekabaran firman. Ada anggapan bahwa sebenarnya dunia tidak lagi membutuhkan firman Tuhan. Tepatnya, tidak membutuhkan Yesus Kristus. Yang dibutuhkan adalah kesejahteraan (sandang, pangan, papan) dan keadilan (hak-hak asasi). Atau dengan kata lain, Tuhan yang dibutuhkan saat ini adalah Tuhan yang Mahasejahtera dan Maha berlimpah keadilan. Atau dengan kata lain, seringkali Tuhan yang dicari adalah Tuhan yang serba bisa melakukan setiap permohonan dan permintaan umatnya. Persis seperti konteks yang diceritakan dalam Kitab Yesaya, saat bangsa mencari bantuan pada bangsa lain bukan pada Allah. Sedangkan Kristus yang tersalib bukanlah Tuhan yang tersalib yang berjuang dengan melepaskan tanda-(Ajaib)Nya untuk memikul setiap dosa manusia.
Padahal, Firman dari
Tuhan yang tersalib memang tidak menjanjikan bahwa kita akan mendapatkan dengan
mudah apa saja yang kita inginkan dan kita perjuangkan, tetapi Firman Tuhan
adalah undangan untuk menyiasati kehidupan kita dengan segala keinginan dan
perjuangannya, dalam pengorbanan dan penyerahan diri kepada Allah. Undangan untuk
menyerahkan keinginan dan perjuangan kita agar menjadi bagian dari keinginan
dan perjuangan Allah, sehingga boleh disempurnakan oleh Allah dan dicapai
dengan cara Allah dengan hikmat Allah. Sehingga, nyatalah Damai Sejahtera
kepada kita bukan Kedamaian Semu atas terpenuhinya setiap keinginan dan hawa
nafsu kita.
Alasan lain untuk
menghentikan pemberitaan Firman adalah kelemahan dan cacat cela kita sendiri.
Banyak orang Kristen menganggap dirinya tidak layak melakukan pemberitaan
Firman karena kelemahan dan aib diri sendiri ataupun Gereja. Padahal, pengalaman
dan kesadaran akan kelemahan juga kekurangan itu diperlukan. Sebab, dengan
demikian kita sadar bahwa yang harus kita beritakan itu bukan diri kita, agama
kita atau gereja kita yang penuh kelemahan, melainkan Firman Tuhan yang
tersalib, berita gembira bahwa Allah mengasihi kita dan mengundang kita untuk
hidup di dalam kasih. Dengan demikian pemberitaan Firman tidak membuat orang
menjadi tergantung pada kekuatan atau kehebatan kita, tetapi kepada kekuatan
Allah saja. Sebaliknya, bila kelemahan dan kekurangan itu tidak dirasakan
apalagi tidak mampu diterima. Disitulah saudara dapat mengkoreksi pelayanan
saudara atau pelayanan Gereja saudara. Jangan-jangan ada motivasi atau dasar
yang salah dalam setiap pelayanan saudara ataupun Gereja saudara.
Terakhir, sesungguhnya
kita selalu membutuhkan Firman Tuhan, karena itu kita harus terus menyebarkanNya.
Mengapa? Karena orang Kristen seperti manusia pada umumnya yang menghadapi
masalah-masalah, merasa lelah dan habis akal, tergoda dan lupa daratan, terjadi
dan bahkan ‘terhilang’. Dalam keadaan seperti itu, kita perlu kekuatan kasih
Allah yang terkandung di dalam Firman Tuhan.
Komentar
Posting Komentar