Dalam
satu kesempatan, saya pernah bertanya kepada seseorang yang merupakan suami
dari Pelayan Tuhan, Adapun pertanyaan saya sangat sederhana kepadanya, yakni “Apa
yang kamu dapatkan dan cari saat bergereja?”. Dengan lugasnya, beliau menjawab “Aku
mendapatkan pengajaran tentang Kasih dan itulah yang aku carikan”.
Jika hal
serupa ditanyakan kepada saudara, “Apa yang saudara cari saat bergereja?
Bolehkah
saya beropini, kalau saat ini banyak orang yang justru mengeluhkan untuk diajak
bergereja dan persoalannya tak lain karena masalah keuangan. Beberapa diantara
jemaat dengan lugas mengatakan bahwa bergereja hanya menambah pengeluaran alias
uang keluar.
Ironis
sekali, tapi demikianlah banyaknya orang berhenti untuk bergereja. Sebab bila
dikaitkan dengan jawaban dari suami seorang pelayan Tuhan sebelumnya, maka
kebaikan juga dibicarakan dan didapatkan diluar Gereja. Tanpa harus ke Gereja,
semua orang sering membicarakan hal tersebut.
Yehezkiel
36:33-37, berbicara tentang nubuatan nabi Yehezkiel akan pembaharuan dan
pemulihan yang datangnya dari Tuhan. Pembaharuan yang dilakukan Tuhan dimulai
dari bagian inti dalam hidup umatNya, yaitu hati dan roh (ay. 26-27), sehingga
umat menjadi taat kepada Allah. Ada 4 kata “Aku” yang mewakili Tuhan. Bahwa
Tuhan akan mentahirkan umatNya dari segala kesalahan, Tuhan akan membuat
kota-kota didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali. Tanah
yang sudah lama tandus akan dikerjakan kembali sehingga umat akan berkata,
tanah ini seperti taman Eden. Kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan
musnah, kembali didiami dan menjadi kubu.
Bila kita
kaitkan dengan pertanyaan saya diawal, lalu benarkah ketika bergereja hati dan
roh dari umat yang datang akan semakin baik? Atau justru sebaliknya, seperti
perkataan saudara saya “Kalian yang sering bergereja justru semakin tidak
bermoral disbandingkan dengan kami yang jarang bergereja!” Terbukti dengan
beberapa kasus yang marak terjadi beberapa waktu terakhir ini, dan membuat umat
semakin tidak mempercayai Gerejanya.
Jadi,
Bagaimana? Siapakah yang bertanggung jawab atas realitas sekarang?
Saya
teringat dengan salah satu surat Paulus yang dituliskan demikian; “Jika seorang
menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk
maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan
disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”. (2 Timotius 2:21). Sesuatu yang
menggambarkan tentang bagaimana tindakan Allah terhadap manusia yang meresponNya.
Dengan
kata lain, pembaharuan dan pemulihan tentu tidak akan pernah terjadi pada diri
manusia, bila manusia tidak merespon panggilan Allah kepadanya. Seumpama buah
aren yang gatal akan tetap menjadi sesuatu yang tidak mengganggu saat buahnya
tidak pernah diproses menjadi produk seperti kolang kaling dsb.
Lihatlah bagaimana
Yesus berkhotbah kepada ribuan orang dimasa hidup dan pelayananya. Apakah terjadi
perubahan besar-besaran terhadap orang-orang yang mendengarnya? Tidak!
Untuk
itu, persoalannya bukan tentang melalui “siapa” dan “bagaimana” Allah bertindak
kepadamu. Tapi ini tentang bagaimana kita merespon kehendak Allah akan
kehidupan kita. Sehingga kehidupan bergereja kita merubah dan memulihkan hidup juga
cara pandang kita melihat dunia.
Sebab, Allah
terus bekerja untuk memperbaharui umatNya sehingga kita menjadi alat di
tanganNya. Orang yang belum dibaharui, tidak mungkin mempengaruhi orang lain
untun memperbaharui dirinya. Bahkan sebaliknya, kita menjadi batu sandungan.
Sebab, Allah
terus bekerja menyatakan kasih dan kuasaNya dalam hidup kita mulai dari bangun
pagi sampai pagi kembali. Oleh karena itu harus ada kesadaran dalam diri kita
untuk merespon kasihNya. Jangan menunda-nunda waktu yang diberikan Tuhan.
Kesempatan unuk memperbahui diri dimulai dari diri kita dan saat ini. Ula
tertaren-taren. Apa yang mau kita baharui? Bisa jadi kedagingan, kemalasan,
keegoisan, tinggi hati, gaya hidup hedonis, dll. Atau sebagaimana yang
disebutkan di dalam Galatia 5:19-21. Kita diingatkan dan diajak untuk selalu
merespon pembaharuan yang Allah lakukan.
Komentar
Posting Komentar