Setiap orang dikaruniakan talenta yang berbeda-beda. Melalui hal tersebut, Yesus memotivasi kita untuk memasuki dunia ini secara berani dan tangguh. Tentu dalam kebersamaan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya.
Hal ini saya sampaikan
mengingat perdebatan-perdebatan dan kompetisi yang bermunculan diantara kita yang
menjadi Kristen sekaligus utusan bagi Allah untuk melaksanakan Amanat Agung.
Hanya saja, hal yang sering kali kita lupakan bahwa Amanat Agung itu sangat
luas, tidak bisa direduksi hanya pada pemberitaan kata-kata, tetapi juga
melalui perbuatan-perbuatan yang dinyatakan oleh kita sebagai tubuh Kristus.
Karena itu setiap orang
dibutuhkan untuk bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Kesadaran inilah
yang membawa kita pada penghancuran dari kesombongan rohani yang kita miliki. Tentu
di dalam kenyataanya, tidak mudah membangun persaudaraan di dalam kesamaan
derajat.
Untuk itu maka, Alkitab
telah menggambarkan hubungan yang begitu indah dan membebaskan dalam pelayanan.
Kita tidak dipanggil untuk melakukan semua pelayanan secara sendirian, namun
apa yang kurang dari pelayanan seseorang akan dilengkapi oleh anggota yang
mempunyai panggilan yang sesuai. Hal ini pun disadari oleh Melanchthon yang
pendekatan halusnya dikritik oleh Luther. Ketika dibandingkan dengan Luther ia
menjawab, “If I myself do not do my part, I cannot expect anything from God
in prayer.” Dari sini kita bisa mempelajari beberapa hal. Pertama, kita
patut mengenal diri, mengerti takaran kita, dan mengetahui panggilan kita (Rm.
12:3). Jika kita melihat diri kita lebih daripada apa yang sesuai, maka kita
bisa jatuh di dalam kecongkakan. Sebaliknya, bila kita melihat diri kita lebih
rendah daripada yang seharusnya, kita menjadi rendah diri.
Dua sisi ekstrem ini
bukanlah pikiran yang “begitu rupa” yang dimaksudkan Paulus dalam Surat Roma.
Dengan mengenal diri dan panggilan, Tuhan akan menempatkan kita di dalam
rencana kekal-Nya untuk kita dari semenjak dunia belum dijadikan. Kedua, kita
perlu mengerti bahwa di dalam tubuh Kristus tidak ada yang lebih rendah
dibanding yang lain. Semua anggota tubuh adalah manusia berdosa yang ditebus
oleh Kristus. Rasul Paulus dalam suratnya kepada orang-orang di Korintus, 1
Korintus 12, mengatakan bahwa anggota tubuh yang paling kecillah yang perlu
diangkat (ay. 22-23). Maka dalam pelayanan kita tidak perlu iri, meremehkan,
ataupun “menciut” melihat pelayanan orang lain. Karena, karunia yang dimiliki
satu anggota dan lainnya berbeda-beda, namun semua tetap merupakan anggota
tubuh Kristus yang diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Dalam hal
ini, gereja yang dikepalai oleh Kristus memerlukan setiap anggotanya untuk
bekerja agar dapat melayani setiap zaman secara efektif.
Jikalau gereja mau
belajar, dan melihat pada apa yang Alkitab saksikan tentang bagaiamana Allah
memakai tiap orang yang dipanggil-Nya dari kegelapan dan masuk dalam
anugerah-Nya, maka kita akan mengerti setiap posisi yang Tuhan anugerahkan.
Komentar
Posting Komentar