Sudah pernah nonton The
Magician’s Elephant? Suatu film menarik bagi saya yang layak ditayangkan dan
ditonton secara bersama keluarga atau persekutuan-persekutuan saudara. Film ini
merupakan animasi berdasarkan novel anak-anak populer tahun 2009 karya Kate
DiCamillo.
Berlatar Kota Baltese,
dulunya merupakan tempat magis dan penuh warna. Anak-anak bermain dengan
kekuatan sihir dan banyak orang dewasa yang menciptakan hal ajaib. Semua
berubah ketika tanah terkena dampak perang dan penduduk Baltese kehilangan
orang yang mereka cintai. Kegembiraan hilang dari hati mereka, pun dengan
kemampuan sihir. Kekuatan sihir ini menghilang karena mereka diselimuti
kesedihan. Sebelumnya mereka selalu optimis dengan berkata "apa pun
mungkin", dan kini digantikan dengan kesedihan dan keputusasaan.
Sesuatu yang
natural dan saat ini mungkin sedang dialami oleh beberapa orang atau mungkin
anda pula?
Menariknya diantara
mereka, ada seorang anak bernama Peter yang masih memiliki harapan untuk
bertemu dengan adiknya yang keduanya menjadi korban perang dan terpisah. Sampai
Peter dibawakan oleh semesta untuk bertemu dengan seorang Perempuan Ahli
Kebijaksanaan dengan membayar satu koin yang tadinya ditujukan untuk membeli
makanan Peter dan Kakek Tua yang menjaga nya.
Menarik, bukan? Mengganti
sesuatu yang tadinya hanya memenuhi perut dengan hal yang dapat membawa
secercah harapan dalam hidup kita? Berapa orang yang mau melakukan hal ini dan
justru memilih untuk sesuatu yang menenangkan diri sementara saja?
Kedua, salah satu tokoh
yang berperan penting mendampingi Peter adalah keluarga dari kapten Leo
Matienne. Kapten ini memiliki perkataan magic yang tidak disukai oleh istrinya
yakni “Seandainya itu terjadi?”. Suatu perkataan yang menumbuhkan pengharapan,
namun sulit diterima oleh orang-orang di kota itu termasuk istrinya. Mungkin
karena bagi orang-orang termasuk istrinya itu adalah hal yang mustahil. Tapi
bagi Kapten, bukankah hal itu layak untuk dicoba?
Sesuatu yang sangat
mirip dengan persoalaan parenting / pola asuh dan komunikasi orang tua
terhadap anak. Seperti diketahui, sering kali pembicaraan-pembicaraan yang
dibayangkan oleh seorang anak tampak mustahil dan dianggap tidak penting bagi
orang tua mereka. Tapi Kapten Leo yang mendengar cerita dari Peter justru
menanggapinya dengan hal positif, “Seandainya itu terjadi?”
Ketiga, Perjalanan
mencapai Kemustahilan! Kira kira demikianlah skrip yang dituliskan dalam Film
tersebut. Bagaimana permintaan Raja kepada peter menjadi kemustahilan namun
disukai raja untuk dilakukan oleh Peter. Tentu dalam perjalanannya Peter
berhasil melakukan hal-hal mustahil tersebut, namun di akhir ia tampaknya gagal
memenuhi permintaan Raja untuk melakukan hal yang mustahil. Tindakan yang
memang sering dan nyata dialami oleh beberapa orang. Tentu bukan tanpa persiapan
sama sekali, Peter telah bersiap dan mencoba memenuhi permintaan raja. Tapi
kenyataan tidak berkata demikian, Peter tidak berhasil melakukannya. Sampai
sesuatu yang kita sering sebut sebagai keajaiban terjadi bagi Peter, dan
akhirnya dapat memenuhi permintaan dari Raja.
Nah, pernahkah saudara
membayangkan atau menyadari kalau dalam diri saudara ada sesuatu YANG LAIN
berkuasa dan sering mengambil peran penting? Saya sering menyebutnya dengan
SANG CINTA, atau lebih dikenal dengan TUHAN.
Sadarkah kita? Banyak
hal-hal mustahil dalam perjalanan hidup kita yang mungkin sudah terlewati atau
sedang kita jalani. Bila kita telusuri kembali, nyatanya semua itu dapat kita
lewati bukan karena kemampuan diri. Sebaliknya, hal-hal yang sering kita sebut
“kebetulan” ataupun “keberuntungan” adalah campur tangan dari SANG CINTA.
Nah, persoalannya
adalah “APAKAH KITA MENGIMANI-NYA?”. Pada akhirnya kekuatan Peter yang dapat
memunculkan pengharapan dalam dirinya adalah “IMAN” . Kekuatan itulah membuat
diri seorang Peter dapat mencapai dan mencoba untuk melakukan hal-hal mustahil
di kalangan masyarakat kota itu.Bagaimana, Apakah ini Menarik?
“MASIH ADA BINTANG YANG BERSINAR DALAM GELAPNYA MALAM”
(AGM)
Komentar
Posting Komentar