Putus asa menjadi topik
yang seringkali saya bahas dalam setiap tulisan di www.kekasihyesus.com. Sampai akhirnya
saya menyadari, ada juga perasaan yang sering kali menguasai dan mengendalikan pola
pikir juga kehidupan kita yakni Ambisius.
Ambisius adalah sifat
yang menunjukkan adanya keinginan kuat untuk mencapai sesuatu. Orang yang
ambisius biasanya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dia akan
memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang ada dengan bekerja keras. Bahkan
orang yang ambisius sering merasa tidak puas dengan hasil kerja kerasnya, meski
sebenarnya hasilnya sudah lebih baik dari kebanyakan orang. Orang yang memiliki
sifat ambisius biasanya juga pekerja keras.
Perasaan ini juga
akhirnya melupakan hal yang utama dalam kehidupan kita masing-masing. Bahwa
pada akhirnya kita tidak melakukan apapun. Kita tidak pernah menyelesaikan
apapun. Sebaliknya, Tuhanlah yang menyelesaikan segala sesuatunya. Tuhan jugalah
yang memproses kita dalam setiap lini kehidupan kita; apakah itu tentang
keberhasilan ataupun kegagalan. Tuhanlah pemeran utamanya dan hikmatnya yang
membawa kita sampai pada tahap ini.
Tidak percaya? Coba
lihat kembali kehidupan kita masing-masing dan lihat bagaimana cara Tuhan menjadi
pemeran utama dalam kehidupan kita.
Beberapa waktu yang
lalu, saya pernah terkejut dengan seorang kakek tua yang menyalami saat selesai
kebaktian. Kala itu dia langsung memberikan salam dan memperingatkan saya
dengan keras juga kuat, katanya “Anakku, Aku percaya.. Tuhanlah pemiliki
segalanya. Tuhanlah empunya kehidupan. Dialah pemeran utamanya dan
menyelesaikan segala sesuatunya. Beritakanlah dan sampaikanlah, bahwa Tuhanlah
yang terbesar”
Bila mengingatnya
kembali, saya menjadi merinding. Tidak habis pikir saya, kakek itu mengatakan
demikian kepadaku. Hal itu bagaikan cambukan keras didepan banyak orang. Walau,
kala itu jemaat yang melihatnya mengatakan bahwa kakek itu selalu mengatakan
demikian kepada siapapun pengkhotbah di Gereja dan tujuannya bukan memperingatkan.
Sebaliknya, dirinya bersaksi tentang keselamatan yang dia terima dikala dia bekerja
di Jerman.
Sekalipun demikian
perkataan dari para jemaat tidak membuat perkataan itu hilang “keajaibannya”. Justru
perkataan itulah yang akhirnya menjadi poin utama pada renungan kita kali ini.
Sebab, mereka yang ambisius tidak akan pernah melihatnya dan mereka yang sedang
berputus asa, juga lupa tentang kemahakuasaan Tuhan itu. Sementara sampai masa
tua kita, Tuhanlah pemeran utama dan berkuasa atas segala sesuatunya.
Apa yang pernah kita
selesaikan? Banyak hal! Tapi siapa yang menyelesaikannya? Kita? Tidak! Tuhanlah
pemeran utamanya, kita tidak pernah melakukannya tanpa pertolongan dan hikmat Tuhan.
Bahkan saat semangat kita terjatuh sekalipun, dan tumbang sampai kedalam kubur.
Tuhanlah yang membangunkan kita dan membawa kita berjalan kembali. (Bdk ay
19-20).
Terakhir, ada kisah
akan seorang ibu menemukan sebuah kepompong kupu-kupu di halaman rumahnya.
Suatu hari terlihat sebuah lubang kecil. Lalu ibu ini melihat kupu-kupu sedang
berjuang melalui lubang kecil tersebut. Sudah beberapa jam berlalu tanpa hasil.
Ibu ini memutuskan untuk menolongnya. Ia mengambil gunting dan membuka
kepompong tersebut. Akhirnya kupu-kupu tersebut bisa keluar dengan mudah. Kupu
– kupu tersebut mempunyai badan yang besar tetapi sayap yang kecil dan lemah.
Ibu ini beharap pada saatnya sayapnya akan membesar dan sanggup menopang. tubuhnya.
Namun harapannya sia-sia! Kupu-kupu itu tak kunjung terbang , ia hanya bisa
merayap. Ibu tersebut baikhati, tetapi terlalu tergesa -gesa sehingga tidak
menyadari bahwa ia telah menjadi penghambat bagi kupu-kupu tersebut. Perjuangan
kupu-kupu untuk keluar dari lubang yang kecil kepompongnya sesungguhnya adalah
cara Tuhan untuk memindahkan cairan dari tubuh si kupu-kupu kesayapnya.
Jadi,pada waktu kupu-kupu tersebut keluar dari kepompongmya, ia dapat segera
terbang. Sama halnya dengan kupu-kupu tersebut, seringkali Tuhan izinkan ada
banyak kepompong-kepompong perjuangan yang harus kita hadapi dalam hidup ini,
baik itu dalam pekerjaan, karier, cita-cita, keluarga, dsb. Jika Tuhan membiarkan hidup kita tanpa hambatan
dan kesulitan, hal itu justru akan melumpuhkan kita. Kita tidak akan pernah
mengembangkan potensi dan kekuatan yang sudah Tuhan tanamkan dalam diri kita.
Namun, dalam renungan
hari ini dengan
sangat jelas berkata bahwa meski
Tuhan mengizinkan kesukaran dalam hidup kita, tetapi Dia juga yang akan
menghibur, menaikkan, dan bahkan menambah kebesaran kita. Di setiap kesendirian
kita, ada Tuhan yang menemani. Di setiap sedih kita, ada Tuhan yang menghibur.
Di setiap kesusahan, ada Tuhan yang membuka jalan. Dan di setiap kekurangan,
ada Tuhan yang
mencukupkan. Tuhan yang akan membawa kita mengalami hal-hal lebih besar
dan lebih cepat, serta menyatakan pelangi kemulian-Nya dalam hidup kita. Dan
dari kesemua ini, yang terpenting bahwa hal itu tidak hanya dilakukan semasa
kita muda. Tapi sampai usia kita menua, seperti yang disaksikan Daud dalam
Mazmur.
Inilah yang menjadi
pengharapan bagi kita dan menjadi kesaksian akan kekuatan dan kemahakuasaan
Allah yang selalu menyertai seumur hidup kita
Komentar
Posting Komentar