Bagaimana persiapan
paskah di Gerejamu? Saya tidak tahu persis, kamu membaca tulisan ini setelah
peristiwa paskah atau saat-saat mempersiapkannya. Tapi, ini hal yang serius
untuk perlu kamu menyadarinya. Bahwa peristiwa Paskah itu bukan hanya tentang
Yesus yang disalibkan. Tetapi tentang; Yesus yang dielu-elukan oleh orang-orang
yang justru akan menyalibkannya; Yesus memberikan diri sebagai teladan dalam
melayani dan berdoa; dan Yesus yang bangkit dari orang mati. Semua ini jadi
rangkaian utuh dan layak untuk kita refleksikan sebagai bagian dari kehidupan
kita. Mengapa?
Seperti kejadian di
Korintus, Setelah membuktikan bahwa kebangkitan Juruselamat kita itu sungguh
benar terjadi, Rasul Paulus lanjut dengan membuktikan kesalahan sebagian jemaat
Korintus yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan: Jadi, bilamana
kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana
mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang
mati? (ay. 12).
Dari perikop di atas dan dari penjelasan Rasul Paulus, tampaknya ada sebagian
anggota jemaat Korintus yang berpikir bahwa kebangkitan orang mati merupakan
suatu kemustahilan. Hal ini merupakan perasaan yang umum ada di antara kaum
penyembah berhala saat itu.
Sebagai pembaca masa
kini, kita seharusnya menyadari bahwa Peristiwa Paskah memperlihatkan Iman
Kristen sebagai iman yang berdasarkan kepada fakta sejarah yang terjadi kepada
Yesus Kristus. Kita ditebus berdasarkan fakta, kita bukan ditebus berdasarkan
pengharapan ‘Semoga…’. Kita juga bukan ditebus berdasarkan imajinasi ‘Kiranya
seperti ini…’. Kita ditebus berdasarkan fakta sejarah yang sungguh-sungguh
terjadi, dan apa fakta sejarah yang sungguh-sungguh terjadi? Yesus Kristus
pernah lahir, Yesus Kristus pernah mengajar. Yesus Kristus mati dan bangkit dan
naik ke surga. Yesus Kristus duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Sejarah ini,
dan seluruh karya Kristus maka kita mendapatkan penebusan. Sekali lagi, tanpa
fakta kematian dan kebangkitan Kristus di dalam sejarah. Maka tidak ada hidup
yang kekal bagi kita. Tadi di dalam 1 Korintus 15:17 dikatakan
jikalau Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu
masih hidup di dalam dosamu. Dan ayat 18 menyatakan sekali lagi, tanpa fakta
kebangkitan, maka tidak ada hidup yang kekal bagi kita. Sekali lagi, apa yang
terjadi di dalam hidup kita, dan apa yang menjadi respond kita,
merupakan derivative dari apa yang Tuhan sudah kerjakan.
Biarlah semua orang Kristen mengerti pentingnya pengajaran, pentingnya doktrin.
Bukan berdasarkan ‘aku mau melakukan,’ tidak seperti itu. Tetapi sebaliknya,
inilah yang terjadi apa yang akan kita lakukan, adalah merupakan response dari
apa yang Allah itu kerjakan di dalam hidup kita di dalam sejarah.
Yesus yang mati dan
tidak bangkit tidak dapat dijadikan objek iman yang dalam romantisme religius
mengetengahkan kisah tentang cinta yang berkorban. Yesus yang tidak bangkit
tidak akan membangkitkan gerakan kekristenan yang berfokus kepada perasaan
religius yang damai ala kebatinan masa kini yang hadir di tengah kelelahan
zaman modern. Tidak!!! Itu semua akan menjadi omong kosong dalam pengharapan
Yudaistik pada waktu itu. Tanpa kebangkitan Yesus, Kisah Para Rasul, seluruh
surat Paulus serta seluruh bagian Perjanjian Baru akan menjadi dongeng konyol
yang bahkan tidak bisa lahir. N. T. Wright dalam bukunya yang berjudul
Surprised by Hope menyatakan bahwa bagi sebuah gerakan mesianis yang ingin
melanjutkan gerakan yang gagal dan telah berakhir dengan kematian pendirinya,
mereka hanya punya satu pilihan yaitu mencari mesias baru. Hal tersebut telah
dilakukan oleh beberapa kelompok dalam Yudaisme abad pertama di mana setiap
kali mesias mereka mati mereka mencari yang baru; baik itu saudara, sepupu,
keponakan ataupun puteranya. Namun hal tersebut tidak terjadi pada para
pengikut Yesus; mereka tidak mendapatkan Yakobus (saudara Tuhan Yesus yang
adalah salah satu soko guru jemaat pada waktu itu) untuk dijadikan Mesias
pengganti. Satu-satunya alasan untuk hal ini adalah bahwa mereka percaya bahwa
Yesus benar-benar bangkit; di sinilah terkonfirmasi bahwa Dialah sang Mesias,
sang Kristus.
Dalam keyakinan
sedemikian, para murid mulai menjadi jelas akan agenda mesianis yang diemban
Yesus. Dalam Yesaya 52:7-11 kita melihat pengharapan mesianis bahwa Allah
Israel akan menang dan kembali berpihak kepada umat Israel. Dalam konteks
penggenapan ayat-ayat sedemikian Yesus Kristus hadir dan melaksanakan
karya-Nya. Namun berbeda dari agenda bait suci Yerusalem (yang telah
dihakimi-Nya) ayat-ayat sedemikian perlu diterjemahkan secara berbeda. Tindakan
penyelamatan Allah adalah tindakan penebusan ciptaan yang telah jatuh. Israel
dipanggil bukan untuk keluar dari dunia yang akan dihancurkan Allah; namun
untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Ini merupaka janji purba yang terus
diingat oleh YHWH yang setia (Kej. 12:3), yang telah dipahami dalam semangat
sakit hati yang narsistis oleh orang-orang Yahudi, namun dikembalikan oleh
Yesus Kristus yang mati dan bangkit dari kematian. Agenda inilah yang
diteruskan oleh Kristus Yesus dalam Matius 28:18-20. Agenda sedemikianlah yang
sebenarnya melekat dalam jati diri kita yang (entah nekad entah
tidak sadar) berani menyandang nama Kristen, dan mengaku bahwa Kristusnya
adalah Yesus Nazareth. N. T. Wright menyatakan:
He
wanted to rescue Israel in order that Israel might be a light to the
Gentiles, and he wanted thereby to rescue humans in order that
humans might be his rescuing stewards over creation. That is the inner
dynamic of the kingdom of God.
Saya tidak ingin kita,
terlalu dalam membahas persoalan teologis ini. Sederhananya, saya justru ingin
memperlihatkan bahwa Peristiwa Paskah menjadi ingatan besar bagi manusia
tentang Tuhan yang memberikan kepastian akan keselamatan. Keselamatan dari berbagai
dosa kita, keselamatan dari dunia kematian dan keselamatan dari dunia yang
selama ini menyengsarakan kita. Semua itu diselesaikan dengan belas kasih dari Tuhan
bagi umatnya. Sehingga, kabar keselamatan (Peristiwa Paskah) menorehkan
senyuman indah di wajah kita serta kedamaian dalam perjalanan kehidupan kita
sampai pada kehidupan yang selanjutnya.
Tambahannya , buat
orang Kristen saat ini yang merespons peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus,
seturut dengan agenda Yesus sendiri, perkataan N. T. Wright ini patut untuk
kita gumulkan:
ANDA
(MESKIPUN KELIHATANNYA ANEH, HAMPIR SAMA SULITNYA UNTUK DIPERCAYAI SEPERTI
KEBANGKITAN ITU SENDIRI) SEDANG MENCAPAI SESUATU YANG PADA WAKTUNYA AKAN
MENJADI BAGIAN DARI DUNIA BARU ALLAH. SETIAP TINDAKAN KASIH, RASA SYUKUR, DAN
KEBAIKAN; SETIAP KARYA SENI ATAU MUSIK YANG DIILHAMI OLEH KASIH ALLAH DAN
KESENANGAN AKAN KEINDAHAN CIPTAANNYA; SETIAP MENIT YANG DIHABISKAN UNTUK
MENGAJARI SEORANG ANAK YANG DISABILITAS UNTUK MEMBACA ATAU BERJALAN; SETIAP TINDAKAN
PERAWATAN DAN PENGASUHAN, PENGHIBURAN DAN DUKUNGAN, BAGI SESAMA MANUSIA DAN
DALAM HAL INI SESAMA MAKHLUK BUKAN MANUSIA; DAN TENTU SAJA SETIAP DOA, SETIAP
PENGAJARAN YANG DIPIMPIN OLEH ROH, SETIAP PERBUATAN YANG MENYEBARKAN INJIL,
MEMBANGUN GEREJA, MERANGKUL DAN MEWUJUDKAN KEKUDUSAN DAN BUKAN KECEMARAN, DAN
MEMBUAT NAMA YESUS DIHORMATI DI DUNIA-SEMUA INI AKAN MENEMUKAN JALANNYA,
MELALUI KUASA ALLAH YANG MEMBANGKITKAN, KE DALAM CIPTAAN BARU YANG SUATU HARI
NANTI AKAN DICIPTAKAN OLEH ALLAH. ITULAH LOGIKA DARI MISI TUHAN.
“selamat merayakan paskah, secara utuh”
Komentar
Posting Komentar