(Matius 6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”)
Betlehem bukan hanya
tempat kelahiran Yesus, tetapi juga awal perjalanan yang menunjukkan
keseimbangan sempurna antara rohani dan duniawi. Yesus lahir di tengah
kesederhanaan duniawi tetapi membawa kekayaan rohani yang tidak terukur.
Palungan, tempat pertama Dia beristirahat, menjadi simbol bagaimana hal-hal
duniawi dapat digunakan untuk tujuan rohani ketika dipersembahkan kepada Allah.
Betlehem adalah
pengingat bahwa hidup kita seharusnya tidak sepenuhnya terfokus pada kebutuhan
duniawi atau sebaliknya mengabaikan tanggung jawab praktis atas nama
spiritualitas. Keseimbangan ini terlihat sepanjang kehidupan Yesus—mengasihi
sesama, menyembuhkan yang sakit, namun selalu meluangkan waktu untuk berdoa dan
menyendiri bersama Allah.
Yesus, yang lahir di
Betlehem, memberikan teladan hidup yang menyeimbangkan kedua aspek ini:
1.
Mengutamakan Rohani:
Sepanjang hidup-Nya, Yesus mengutamakan kehendak Allah. Bahkan dalam keadaan
duniawi yang sulit, Dia tetap mencari dan menjalankan misi-Nya.
2.
Memenuhi Kebutuhan Duniawi:
Yesus tidak mengabaikan kebutuhan fisik manusia. Dia memberi makan ribuan
orang, menyembuhkan yang sakit, dan menunjukkan bahwa perhatian kepada
kebutuhan duniawi adalah bagian dari panggilan rohani.
Filsuf modern seperti
Dallas Willard menggambarkan hidup rohani yang sejati sebagai sesuatu yang
tidak terpisah dari kehidupan duniawi, tetapi yang mengintegrasikan keduanya
secara harmonis. Baginya, "kerohanian sejati ada dalam bagaimana kita
hidup setiap hari, bukan hanya dalam waktu doa."
Dalam dunia modern,
kita sering kali terjebak di antara dua ekstrem: terobsesi dengan kesuksesan
duniawi atau terlalu tenggelam dalam aktivitas spiritual tanpa memperhatikan
kebutuhan praktis. Bagaimana kita meneladani keseimbangan yang ditunjukkan
Yesus?
1.
Menetapkan Prioritas:
Yesus mengajarkan kita untuk mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu. Dalam
kehidupan sehari-hari, ini berarti menempatkan hubungan kita dengan Allah
sebagai pusat, tanpa mengabaikan tanggung jawab kita kepada keluarga,
pekerjaan, dan masyarakat.
2.
Mengelola Waktu dengan Bijak:
Dalam jadwal yang sibuk, Yesus meluangkan waktu untuk berdoa. Kita juga perlu
menyediakan waktu untuk membangun hubungan dengan Allah di tengah kesibukan
kita.
3.
Menjalani Hidup yang Bermakna:
Semua yang dilakukan Yesus—baik itu berbicara dengan orang banyak atau makan
bersama murid-murid-Nya—selalu memiliki makna rohani yang mendalam. Kita juga
dapat mencari makna dalam pekerjaan, hubungan, dan tindakan kita sehari-hari.
William Wilberforce,
seorang Kristen Inggris yang memimpin perjuangan penghapusan perbudakan,
menunjukkan keseimbangan antara iman dan tindakan. Meskipun dia sangat sibuk di
dunia politik, Wilberforce tidak pernah mengabaikan hidup rohaninya. Dia
percaya bahwa keberhasilan duniawi hanya berarti jika digunakan untuk tujuan
yang melayani kehendak Allah.
Kisah Wilberforce
menjadi pengingat bahwa kita bisa terlibat aktif dalam kehidupan duniawi tanpa
kehilangan inti rohani kita.
Refleksi Pribadi:
Mencari Keseimbangan di Betlehem Kita
Betlehem adalah tempat
di mana surga dan bumi bertemu, tempat rohani dan duniawi terintegrasi dalam
harmoni. Dalam kehidupan kita, bagaimana kita menjaga keseimbangan ini? Apakah
kita lebih terfokus pada pencapaian duniawi atau justru mengabaikan tanggung
jawab praktis atas nama kerohanian?
Yesus menunjukkan bahwa
keseimbangan sejati ditemukan ketika kita mengarahkan segalanya kepada Allah.
Apakah pekerjaan kita, keluarga kita, dan tindakan sehari-hari kita
mencerminkan kasih dan misi Kristus?
Referensi
1.
Alkitab (Matius 6:33, Lukas 10:38-42,
Markus 1:35-39)
2.
Dallas Willard, The Spirit of the
Disciplines (tentang hidup yang menyeimbangkan aspek rohani dan duniawi)
3.
Kisah hidup William Wilberforce dalam Amazing
Grace
4.
Richard J. Foster, Celebration of
Discipline (mengenai disiplin rohani yang mengintegrasikan hidup
sehari-hari)
5.
Buku Purpose Driven Life oleh
Rick Warren (mengenai hidup dengan tujuan).
Komentar
Posting Komentar