Renungan #14 "Betlehem dan Keseimbangan antara Rohani dan Duniawi" (Renungan Menuju 25 Desember)

 


(Matius 6:33: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”)

Betlehem bukan hanya tempat kelahiran Yesus, tetapi juga awal perjalanan yang menunjukkan keseimbangan sempurna antara rohani dan duniawi. Yesus lahir di tengah kesederhanaan duniawi tetapi membawa kekayaan rohani yang tidak terukur. Palungan, tempat pertama Dia beristirahat, menjadi simbol bagaimana hal-hal duniawi dapat digunakan untuk tujuan rohani ketika dipersembahkan kepada Allah.

Betlehem adalah pengingat bahwa hidup kita seharusnya tidak sepenuhnya terfokus pada kebutuhan duniawi atau sebaliknya mengabaikan tanggung jawab praktis atas nama spiritualitas. Keseimbangan ini terlihat sepanjang kehidupan Yesus—mengasihi sesama, menyembuhkan yang sakit, namun selalu meluangkan waktu untuk berdoa dan menyendiri bersama Allah.

Yesus, yang lahir di Betlehem, memberikan teladan hidup yang menyeimbangkan kedua aspek ini:

1.      Mengutamakan Rohani: Sepanjang hidup-Nya, Yesus mengutamakan kehendak Allah. Bahkan dalam keadaan duniawi yang sulit, Dia tetap mencari dan menjalankan misi-Nya.

2.      Memenuhi Kebutuhan Duniawi: Yesus tidak mengabaikan kebutuhan fisik manusia. Dia memberi makan ribuan orang, menyembuhkan yang sakit, dan menunjukkan bahwa perhatian kepada kebutuhan duniawi adalah bagian dari panggilan rohani.

Filsuf modern seperti Dallas Willard menggambarkan hidup rohani yang sejati sebagai sesuatu yang tidak terpisah dari kehidupan duniawi, tetapi yang mengintegrasikan keduanya secara harmonis. Baginya, "kerohanian sejati ada dalam bagaimana kita hidup setiap hari, bukan hanya dalam waktu doa."

Dalam dunia modern, kita sering kali terjebak di antara dua ekstrem: terobsesi dengan kesuksesan duniawi atau terlalu tenggelam dalam aktivitas spiritual tanpa memperhatikan kebutuhan praktis. Bagaimana kita meneladani keseimbangan yang ditunjukkan Yesus?

1.      Menetapkan Prioritas: Yesus mengajarkan kita untuk mencari Kerajaan Allah terlebih dahulu. Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti menempatkan hubungan kita dengan Allah sebagai pusat, tanpa mengabaikan tanggung jawab kita kepada keluarga, pekerjaan, dan masyarakat.

2.      Mengelola Waktu dengan Bijak: Dalam jadwal yang sibuk, Yesus meluangkan waktu untuk berdoa. Kita juga perlu menyediakan waktu untuk membangun hubungan dengan Allah di tengah kesibukan kita.

3.      Menjalani Hidup yang Bermakna: Semua yang dilakukan Yesus—baik itu berbicara dengan orang banyak atau makan bersama murid-murid-Nya—selalu memiliki makna rohani yang mendalam. Kita juga dapat mencari makna dalam pekerjaan, hubungan, dan tindakan kita sehari-hari.

William Wilberforce, seorang Kristen Inggris yang memimpin perjuangan penghapusan perbudakan, menunjukkan keseimbangan antara iman dan tindakan. Meskipun dia sangat sibuk di dunia politik, Wilberforce tidak pernah mengabaikan hidup rohaninya. Dia percaya bahwa keberhasilan duniawi hanya berarti jika digunakan untuk tujuan yang melayani kehendak Allah.

Kisah Wilberforce menjadi pengingat bahwa kita bisa terlibat aktif dalam kehidupan duniawi tanpa kehilangan inti rohani kita.

Refleksi Pribadi: Mencari Keseimbangan di Betlehem Kita

Betlehem adalah tempat di mana surga dan bumi bertemu, tempat rohani dan duniawi terintegrasi dalam harmoni. Dalam kehidupan kita, bagaimana kita menjaga keseimbangan ini? Apakah kita lebih terfokus pada pencapaian duniawi atau justru mengabaikan tanggung jawab praktis atas nama kerohanian?

Yesus menunjukkan bahwa keseimbangan sejati ditemukan ketika kita mengarahkan segalanya kepada Allah. Apakah pekerjaan kita, keluarga kita, dan tindakan sehari-hari kita mencerminkan kasih dan misi Kristus?




Referensi

1.      Alkitab (Matius 6:33, Lukas 10:38-42, Markus 1:35-39)

2.      Dallas Willard, The Spirit of the Disciplines (tentang hidup yang menyeimbangkan aspek rohani dan duniawi)

3.      Kisah hidup William Wilberforce dalam Amazing Grace

4.      Richard J. Foster, Celebration of Discipline (mengenai disiplin rohani yang mengintegrasikan hidup sehari-hari)

5.      Buku Purpose Driven Life oleh Rick Warren (mengenai hidup dengan tujuan).

Komentar