(Matius 2:9b-10: “Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di
timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana
Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah
mereka.”)
Para majus adalah
orang-orang bijak dari Timur yang berani memulai perjalanan jauh, dipandu hanya
oleh cahaya sebuah bintang. Mereka tidak tahu secara pasti apa yang menunggu
mereka di ujung perjalanan, tetapi mereka percaya bahwa bintang itu membawa mereka
ke sesuatu yang besar—sang Raja yang dinubuatkan.
Di tengah kegelapan
malam, bintang itu menjadi penuntun mereka. Kegelapan itu bisa melambangkan
ketidakpastian, keraguan, atau tantangan hidup yang kita hadapi hari ini.
Namun, seperti para majus yang terus melangkah dengan iman, kita juga dipanggil
untuk mencari terang di tengah kegelapan.
Dalam dunia modern,
"kegelapan" sering kali berupa informasi yang membanjiri, membuat
kita bingung menentukan arah. Dengan teknologi dan media sosial, ada begitu
banyak suara dan pendapat yang saling bertentangan. Siapa atau apa yang harus
kita ikuti?
Filsuf Immanuel Kant
pernah mengatakan bahwa pencerahan (Enlightenment) adalah keberanian
untuk berpikir sendiri dan mencari kebenaran. Namun, bagi orang Kristen, terang
itu tidak ditemukan dalam pikiran manusia, melainkan dalam Kristus, Sang Terang
Dunia (Yohanes 8:12). Seperti para majus yang mengikuti bintang, kita dipanggil
untuk mengikuti Kristus sebagai penuntun yang membawa kita ke tujuan yang
sejati.
Hari ini, bintang itu
bisa berupa Firman Tuhan, komunitas iman, atau pengalaman spiritual yang
memanggil kita untuk bergerak mendekat kepada Tuhan. Psikolog Abraham Maslow
menjelaskan dalam hierarki kebutuhannya bahwa manusia memiliki dorongan
mendalam untuk mencapai self-actualization, atau menjadi versi terbaik
diri kita. Tetapi, sebagai orang percaya, puncak dari perjalanan kita bukanlah
menemukan diri kita sendiri, melainkan menemukan Tuhan.
Betapa pentingnya
memiliki petunjuk yang benar di dunia yang penuh godaan dan jebakan. Seperti
GPS yang membantu kita menemukan jalan di kota yang asing, Firman Tuhan adalah
"peta rohani" yang memandu langkah kita, memberikan arah di tengah
kebingungan dunia modern.
Seorang misionaris
bernama Jim Elliot dan timnya memutuskan untuk pergi ke suku Huaorani di
Ekuador, yang terkenal karena kekerasannya. Meskipun perjalanan mereka penuh
risiko dan ketidakpastian, mereka mengikuti panggilan Tuhan, yang bagi mereka
adalah "bintang" yang memandu hidup mereka. Meskipun Jim kehilangan
nyawanya dalam misi ini, keberanian dan pengorbanannya menginspirasi banyak
orang untuk mengikuti Kristus dengan setia.
Kisah ini mengingatkan
kita bahwa mengikuti "bintang" Tuhan mungkin memerlukan keberanian
besar, tetapi hasilnya adalah kehidupan yang membawa kemuliaan bagi Allah.
Apa bintang yang sedang
Anda ikuti dalam hidup Anda? Apakah Anda dipandu oleh terang Kristus, atau
terjebak oleh cahaya palsu yang ditawarkan dunia? Sama seperti para majus yang
melangkah dengan iman, kita juga dipanggil untuk mengikuti panggilan Tuhan, bahkan
ketika jalan tampak gelap.
Cahaya Kristus tidak
hanya membimbing kita menuju tujuan, tetapi juga memberi kita sukacita dalam
perjalanan. Saat kita mengikuti-Nya, kita tidak hanya menemukan Anak yang lahir
di Betlehem, tetapi juga makna sejati dari hidup kita.
Referensi
1.
Alkitab (Matius 2:9-10, Yohanes 8:12)
2.
Abraham Maslow, Motivation and
Personality
3.
Immanuel Kant, What is Enlightenment?
4.
Kisah Jim Elliot, misionaris yang
menjadi inspirasi bagi banyak orang Kristen.
5.
Artikel dari Desiring God tentang
menemukan panggilan hidup yang berpusat pada Kristus.
6.
Buku Pursuing the Christ oleh
Jennifer Kennedy Dean, yang mengeksplorasi makna rohani dari perjalanan para
majus.
Komentar
Posting Komentar