Bukan skeptisisme, tapi ini tentang iman!
Bukan
bagaimana, tapi siapa? Bukan skeptisisme,
tapi ini tentang iman. Mungkin inilah yang menjadi sangat menarik, saat melihat Kristologi dalam pemikiran-pemikiran Bonhoeffer. Karena yang terlihat saat ini,
ada banyak orang, terutama orang-orang muda seperti saya, yang telah
meninggalkan semua kepastian tentang masa lampau: kepastian-kepastian religius,
kepastian-kepastian politik dan kepastian-kepastian historis. Segalanya
dipertanyakan. Kita merasa bahwa orang tidak dapat lagi memercayai apa pun yang
sedang dikatakan dan sudah dikatakan selama berabad abad oleh berbagai macam otoritas.
Namun hal berbeda dapat kita lihat dari Bonhoeffer. Baginya, titik tolak
pembicaraan tentang ‘siapa Yesus’
bukanlah ‘sejarah’ Yesus sendiri, tetapi justru ‘Iman’. Tapi
haruskah kita mengasingkan kemungkinan-kemungkinan sejarah yang telah diteliti
oleh mereka di dalam Yesus Seminari?
Pertanyaan ini akan muncul begitu saja muncul saat kita ikut pada titik tolak yang sama dengan Bonhoeffer. Temuan-temuan sejarah juga tidak bisa kita hindarkan begitu saja, karena pada akhirnya temuan-temuan tersebut juga yang membuat kita berkembang. Untuk itulah pernyataan Bonhoeffer ini semakin menarik, karena (menurut saya) dari titik tolak yang demikian kita tidak mengasingkan sejarah, tetapi iman melihat sejarah sebagai alat untuk mengembangkan iman. Jadi tidak tertutup pada sejarah atau pernyataan-pernyataan yang skeptisisme melainkan terbuka pada hal apapun yang semakin mengajak kita untuk membicarakan tentang “Siapakah Dia?”.
Pertanyaan ini akan muncul begitu saja muncul saat kita ikut pada titik tolak yang sama dengan Bonhoeffer. Temuan-temuan sejarah juga tidak bisa kita hindarkan begitu saja, karena pada akhirnya temuan-temuan tersebut juga yang membuat kita berkembang. Untuk itulah pernyataan Bonhoeffer ini semakin menarik, karena (menurut saya) dari titik tolak yang demikian kita tidak mengasingkan sejarah, tetapi iman melihat sejarah sebagai alat untuk mengembangkan iman. Jadi tidak tertutup pada sejarah atau pernyataan-pernyataan yang skeptisisme melainkan terbuka pada hal apapun yang semakin mengajak kita untuk membicarakan tentang “Siapakah Dia?”.
Selain itu, memulai kristologi dengan bertanya akan “Siapakah Dia?”., juga menjadi sangat menarik dalam melihat peristiwa salib dan kebangkitan. Karena di dalam peristiwa tersebut, kita melihat Dia yang direndahkan dalam salib, tapi kita juga melihat Dia yang ditinggikan dalam kebangkitan. Tetapi kita disini tidak lagi melihat perendahan dan peninggian dalam kerangka sifat Ilahi dan sifat manusiawi, tetapi cara eksistensi sebagai manusia. Seperti halnya dengan perendahan, kita melihat bahwa perendahan ini tidak berarti bahwa yang telah mejadi daging adalah lebih manusia dan kurang Allah. Dan peninggian tidak berarti bahwa Ia lebih Allah dan kurang manusia. Kita tidak melihat itu, sebaliknya yang kita lihat dalam perendahan dan peninggian Yesus tetap lengkap manusia dan lengkap Allah. Untuk itu, dalam diri Yesus ada kemanusiaan yang baru yang dapat kita jadikan sebagai suri teladan untuk kehidupan ini. Sehingga saat kita berbicara “Siapakah Dia?”, kita tidak hanya menyibukkan pada jawaban-jawaban identitas. Sebaliknya, kita akan banyak menemukan kemanusiaan-kemanusiaan yang baru yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan saat ini. Sehingga benarlah saat Bonhoeffer, tentang kehadiran Yesus yang kini dan disini. Kita tidak terjebak dalam romansa-romansa masa lalu dalam mencari “Siapakah Dia?”, tetapi kita menghadirkan dia untuk kehidupan yang sudah sangat kacau seperti sekarang. Dengan ini juga, sebagai manusia kita dapat belajar bahwa setiap harinya kita harus mau memberikan diri-Nya untuk hadir dalam kehidupan kita, sebagai apapun itu, bisa sebagai penghakim, bisa penyembuh, bisa pula sebagai sahabat. Karena dengan membiarkan dirinya untuk terus hadir dalam diri kita, terlebih mengikutinya sebagai manusia yang baru akan menjadikan sekeliling kita lebih harmoni.
Noted;
Dietrich Bonhoeffer [ˈdiːtrɪç ˈboːnhœfɐ] ( 4 Februari 1906 – 9 April 1945 ) adalah seorang pendeta dan teolog Lutheran Jerman dan seorang anggota dalam gerakan perlawanan Jerman terhadap Nazisme.
Komentar
Posting Komentar