MEMBAWA PENGARUH POSITIF DALAM KELUARGA : ISTRI IDAMAN


Emak-emak dalam masa kampanye ini, banyak sekali mengambil perannya. Mulai dari emak-emak; hoaks, ngancem Tuhan dan bahkan sekarang muncul lagi emak-emak pepes. Dibalik semua hal negatif dari emak-emak ini, saya menjadi mengerti bahwa para paslon melihat dan menyadari tentang bagaimana pengaruh emak-emak dalam menyebarkan informasi secara luas. Terlihat, tidak ada kumpulan bapak-bapak yang dijadikan alat untuk menebarkan informasi dan kegiatan-kegiatan seperti ini. Kalaupun ada, sepertinya tidak seperti emak-emak ini yang seketika mencuat namanya di media media massa. Tetapi, sekali lagi ini merupakan hal yang positif namun bisa menjadi negatif bila memiliki tujuan dan motivasi yang tidak baik. Seperti kasus dari emak-emak yang saya sebutkan diatas. Kemenkominfo juga sepertinya tanggap atas fenomena ini, sampai membuat akun media sosial bernama “Lambe Hoaks” yang membahas dan menelusuri postingan-postingan hoaks yang menjadi tranding di media sosial. Dengan harapan akun-akun seperti ini bisa mengimbangi hoaks-hoaks yang bertebaran di media sosial.

Tentu fenomena ini juga tidak terabaikan dalam Alkitab, seperti kisah Abigail misalnya. Seorang istri dari Nabal yang hampir saja dibunuh oleh seorang Daud (bdk. 1 Samuel 25). Mungkin tanpa pengaruh komunikasi dan kerendahan hati yang ditunjukkan Abigail kepada Daud, Nabal bisa saja bernasib tidak baik. Walau bila kita lihat pula, dalam kisah ini Nabal adalah orang yang berlaku karena merespon. Tapi sikap bijaksana yang diambil oleh Abigail membuat, Nabal selamat dari pedang Daud. Ya, demikianlah seorang istri idaman, ketika ia mampu membawa pengaruh positif bukan malah menyulut amarah dari Nabal.

Walaupun menemukan ataupun bahkan melakukan sikap seperti ini, bukan mudah. Tapi ini bisa dilakukan, ketika kita berhenti untuk sekedar berasumsi dan melihatnya dari sudut pandang kita saja. Perkataan yang muncul dalam diri Nabal, juga merupakan hal yang wajar. Termasuk juga hal-hal yang dilakukan oleh emak-emak hoaks, doa yang mengancam Tuhan ataupun yang terakhir emak-emak pepes. Ini, sesuatu yang wajar, karena mereka hidup dalam asumsi yang berkembang. Tidak mau terbuka dan berdialog dengan fakta ataupun informasi dari yang lain.

Ironis memang, karena emak-emak paling pintar membanding-bandingkan harga. Tapi mengapa, emak-emak yang dalam fenomena politik kali ini kurang pintar dalam membandingkan data?  Bukan berarti saya sedang membela salah satu paslon yang ada. Tetapi informasi-informasi yang menyulut emosi ini sebenarnya bisa diantisipasi dengan data yang lebih luas dan sikap yang lebih positif.

Kita bisa memulainya dari hal-hal yang sederhana, misalnya saja seperti kejadian-kejadian yang sering saya lihat dalam sebuah pelayanan. Bahwa, sering kali pertengkaran yang terjadi antara Bapak Si Anu dengan Bapak si Ani. Bukan berasal dari keduanya, tetapi dari kedua istri mereka yang sama-sama mengadu dan membakar amarah dari kedua suaminya. Sehingga suaminya ikut-ikutan bertengkar.


Ataupun kasus yang berbeda seperti nasihat yang bijak dan sering kali kita dengar, “Dibalik seorang Pria yang sukses, ada perempuan hebat yang mendampinginya”. Nasihat ini sepertinya tidak menunjukan soal pendidikan formal ataupun pekerjaan. Walaupun itu juga memiliki pengaruh sebagian kecil. Tapi yang lebih utama dari yang saya lihat, seorang pria yang mampu sukses, karena dia memiliki seorang istri yang menjadi tempat untuk pria itu bersandar dalam menghadapi setiap masalahnya. Sebab, seorang pria selalu merasa kuat untuk menghadapi semua tantangan dan apapun yang ingin dia raih. Tetapi nyatanya, dia lemah ketika mendapatkan suatu masalah. Karena itu, bila seorang istri tidak mampu menjadi sandaran (bukan solusi). Pria itu akan lebih mudah depresi dalam setiap ia menghadapi dan mengusahakan tantangan yang ada di depannya.

Tidak berhenti, untuk menjadi sandaran saja. Setiap perempuan juga harus menjadi penyemangat dan mampu memberikan pujian kepada prianya. Sebab pria akan jauh lebih bersemangat ketika setiap usaha kecil yang dilakukannya itu mendapatkan tempat yang istimewa dalam mata perempuan yang dikasihinya. Tapi jangan terlalu naif juga. Perempuan juga tidak boleh membiarkan seorang pria melakukan kesalahan yang sama dan terus menerus. Mungkin hari ini, dia menghasilkan sesuatu yang kecil, tapi bila kita sadari bahwa pria kita mampu bisa lebih baik daripada itu. Katakan dan sampaikanlah, itu akan memberikan pengaruh dan energi yang positif bagi prianya.

Termasuk juga pada anak-anak, sering kali yang terjadi. Ketika anak laki-laki umumnya yang melakukan kesalahan, lalu diketahui oleh ibunya. Namun mendapatkan pendiaman dari ibunya. Sebab Ibunya sadar, bila hal ini diketahui oleh suaminya maka konflik akan terjadi. Hal seperti ini bukan, sesuatu yang salah. Tapi tidak disarankan, sebab dalam keluarga itu seorang istri dan suami memiliki kedudukan yang setara dalam mendidik anak. Tanggung jawab dalam pendidikan non formal itu, bukan hanya terletak pada seorang ibu saja. Namun juga kepada Bapaknya, sebab keduanya menjadi teladan yang nyata dan bisa dilihat oleh anak-anak.
       
Tentu, memulai hal ini harus dengan hati-hati. Terlebih bila kita sadar, suasana hati suami sedang capek dan stress dengan pekerjaannya. Kita harus lebih bijak dalam melihat ini, bila tujuan kita untuk menghindari konflik yang terjadi antara Bapak dan anak-anak. Setiap perempuan harus mampu benar-benar memilih momen yang pas, jika perlu berikan kesadaran kepada lelakimu. Bila pendidikan dari Bapak juga baik, untuk mendidik anak-anak anda ke arah yang lebih baik lagi. Sebab tidak jarang, para pria memiliki tinggi hati yang beranggapan bahwa pendidikan-pendidikan semacam ini menjadi tanggung jawab dan tugas seorang perempuan. Inilah yang saya sebut sebagai Ibu yang tegas namun tetap kasih kepada anak-anaknya.

Terakhir, semua yang saya sampaikan ini adalah sikap yang sangat sempurna. Bahkan bagi saya, sangatlah sulit untuk menemukan atau memberikan pengetahuuan ini kepada perempuan saya nantinya. Tetapi menyadari kelemahan itu baik dan bermimpi untuk melakukan perubahan itu juga sangat baik. Namun, ini kehidupan yang nyata, dimana setiap orang tidak hanya bermimpi dan terbaring dalam tidurnya. Karena itu, berjuanglah perempuan dan berjuanglah pria untuk juga mampu melakukan hal yang sama untuk perempuanmu juga pada anak-anakmu saat ini (ataupun kelak)

Komentar