Pernahkah dalam hidup saudara bertanya ataupun
ditanyakan tentang seseorang yang dahulu pernah melakukan kesalahan dalam
hidupnya. Kemudian di ambang kematiannya, orang tersebut dalam penglihatan
saudara belum melakukan suatu perbuatan yang baik, atau kita sebut saja dia
belum mengalami Lahir Baru. Pernahkah saudara bertanya atau ditanyakan, tentang
keselamatan dari orang tersebut?
Saya pernah ditanyakan demikian, oleh seorang Bapak
yang melihat salah satu dari temannya yang mati diserang penyakit jantung.
Sebelum kematiannya tersebut, dia berzinah dengan wanita yang bukan istrinya.
Karena lelaki tersebut sudah tua sedang wanita itu masih muda. Maka temannya
tersebut mengkonsumsi obat agar memiliki stamina yang lebih kuat. Mungkin, saat
itu takaran obat yang dimakannya tidak seperti biasanya sehingga teman bapak
tersebut harus mati karena jantungnya tidak sanggup menahan efek dari obat
tersebut.
Sayapun mengalami dilema untuk menjawabnya. Bila saya
katakan Yesus Maha Adil maka bapak yang menanyakan hal tersebut akan
mendapatkan celah untuk melakukan hal yang sama untuk melakukan tindakan
seperti temannya. Bila saya menjawab
bahwa teman bapak tersebut tidak diselamatkan. Rasa-rasanya saya kurang
berempati kepada dirinya dan keluarga yang menangisi kepergian bapak tersebut.
Alhasil, saya cuman tertawa atas pertanyaan tersebut.
Sebab bagi saya, yang dibutuhkan Bapak tersebut
bukanlah jawaban ataupun kebenarannya. Tetapi pembenaran atas apa yang dia
mungkin pernah lakukan atau ingin dia lakukan nantinya. Bahkan tidak jarang
diantara kita juga sering melakukan hal tersebut kepada para Hamba Tuhan.
Bertanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi mendapatkan pembenaran.
Ya, sekalipun saya sadari pemikiran yang demikian
membuat calonteolog.com menjadi seorang yang terlalu curiga pada semua
pertanyaan. Tapi bukan itu yang menjadi poin penting dari kecurigaan yang saya
sampaikan. Tetapi saya justru ingin mengatakan, bahwa tidak semua hal yang kita
lakukan, Tuhan juga bertanggung jawab atasnya. Sebab setiap manusia memiliki
kehendak bebas. Saudara bisa melakukan sesuatu yang buruk sekalipun, saudara
sadar bahwa hal itu tidak layak untuk saudara lakukan. Sementara keadilan
Tuhan, siapa yang tahu? Calonteolog.com tidak pernah mengetahuinya.
Tapi dari kisah Lukas 23:39-43, kita mengetahui bahwa
seorang yang berada di ambang kematiannya dan dipenuhi dengan kesalahannya juga
bisa masuk ke dalam kemuliaan Kristus. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagi
calonteolog.com, penjahat itu merasa menjadi pribadi yang bersalah dan membutuhkan
pengampunan oleh Tuhan.
Beberapa diantara kita mungkin berkata bahwa penjahat
itu beruntung karena berada pada masa-masa terakhir berjumpa dengan Yesus.
Tetapi meskipun seberuntung demikian, tidak semua orang juga bisa sama seperti
dia. Sebab ada pula orang yang sebelahnya sampai akhir hidupnya juga tidak
mengakui Kristus.
Justru pernyataan
seterusnya adalah bagaimana dengan kita yang masih memiliki badan sehat dan
sedang tidak berada pada hukuman. Apakah kita merasa butuh Kristus?
Jangan-jangan kita merasa tidak butuh Kristus. Seperti yang banyak orang
lakukan dengan memilih untuk melakukan hidup biasa-biasa saja, tidak terlalu
baik dan tidak terlalu jahat
Justru ketika di hadapan
salib Kristus orang bebal menyombongkan diri, menyatakan bahwa mereka berkuasa
terhadap Yesus. Mereka menyatakan bahwa mereka bisa menghentikan pekerjaan
Tuhan Yesus. Mereka menyatakan, jangan lagi ganggu kami, jangan usik posisi
kami, kami senang hidup tanpa-Mu. Mereka mau menyingkirkan Yesus dari hadapan
mereka supaya mereka bisa melanjutkan hidup mereka seperti biasa, seperti yang
mereka senangi.
Sadarkah saudara bahwa saat manusia membutuhkan
semangat, Tuhan mengirimkan seorang motivator dalam hidup saudara. Demikian
pula saat manusia membutuhkan kesenangan, Tuhan mengirimkan seorang penghibur
dalam hidup saudara. Tapi, kebutuhan yang paling besar dalam hidup manusia
adalah penebusan dan pengampunan. Karena itu,
Dia kirimkan dirinya untuk menjadi penyelamat untuk manusia.
Banyak diantara kita yang merasa puas dengan penyelupan
atau percikan yang dilakukan oleh para pendeta untuk saudara. Sebagai bentuk
materai yang dilakukan oleh para pendeta untuk saudara dengan menyatakan diri saudara
sudah lahir baru. Sementara mereka yang lain, ketika merasa ditebus justru
melakukan perbaikan dalam hidupnya, sebagai bentuk ungkapan syukur atas
penebusan dan penerimaan diri yang penuh dosa oleh Allah.
Ya, bukan karena waktu. Tetapi karena KaryaNya yang kita
imanilah, maka kita dilayakkan bahkan menjadi pribadi yang jauh lebih baik
lagi. Jadi apabila saudara sering mengatakan bahwa waktu akan mengubahkan
setiap orang yang bersalah. Maka itu adalah kekeliruan. Karena sampai kapanpun,
seseorang tidak akan diubahkan oleh waktu. Karena waktu hanya memberikan
kesempatan untuk seorang berproses. Sementara, mengimani karya Tuhan dalam
hidup saudara. Membawa saudara untuk sampai kepada kemuliaanNya.
Bahkan karena Iman pula, seseorang sanggup
mempertahankan dirinya ketika semua orang berkata bahwa apa yang saudara yakini
itu sudah salah. Saudara ingat kisah Petrus yang mengalami ketakutan lalu
menyangkal diri Yesus? Penjahat tersebut tidak melakukan hal yang sama. Orang
yang dikatakan penjahat itu justru memiliki keberanian yang kuat untuk menegur
penjahat disebelahnya yang mencemooh Yesus.
Ya, betapa banyak orang yang sering kali kita sebut
paling hina dan tidak layak untuk mendapatkan kemulianNya. Justru menjadi
seorang yang lebih dahulu dilayakkan oleh Kristus sendiri, karena dia mengaku
diri salah dan mengimani Yesus.
Daripada mempertanyakan tentang kehendak Tuhan pada
orang yang saudara anggap paling hina. Mending saudara mempertanyakan dan
berteriak pada Tuhan. Benarkah, “Tuhan masih mengingat saudara?” Atau Tuhan
sudah muak dengan pembenaran yang selalu saudara hidupi dalam setiap kesalahan
yang saudara lakukan.
Komentar
Posting Komentar