Salah satu tafsiran
menyebutkan bahwa Kitab Zakharia pada pasal 1-8 memiliki pesan untuk mendorong sisa-sisa
Bangsa Israel agar melanjutkan pembangunan kembali Bait Sucinya. Bahkan teks
yang menjadi bahan renungan kita hari ini juga mengajak Bangsa Israel untuk
semakin yakin, bahwa Tuhan akan memampukan. Tuhan sendiri yang akan bekerja bagi
pemulihan keadaan Bangsa Israel.
Mengapa?
Karena sejak pertama kali umat
Tuhan kembali ke Yerusalem, Bait Allah sudah pernah mulai dibangun. Namun sayang
terhenti di tengah jalan. Hagai sudah mencoba berkhotbah, mendorong umat
kembali meneruskan pembangunan yang terbengkalai. Zakharia melalui
serangkaian penglihatan, mendorong
semangat umat untuk mengantisipasi pemulihan dari Tuhan dengan mulai memabgnun
rumahNya tersebut. Namun kelihatanya, tidak ada tanda-tanda pembangunan itu
akan kembali terwujud. Mengapa demikian
Kalau tergantung kepada umat
Tuhan sendiri, apa yang menjadi rencana Tuhan tidak akan menjadi kenyataan. Paling
sedikit dua alasan mengapa umat Tuhan kala itu bisa lambat bahkan lalai
membangun rumah Tuhan. Tekanan musuh yang membuat mereka ketakutan dan lumpuh
(ezr 4) dan himpitan ekonomi yang membuat mereka lebih peduli pada rumahnya
masing-masing (Hag. 1:2. 6; Za 8:10)
Untuk itu, dalam kisah ini
Zakharia berharap melalui apa yang dilihat dan diyakininya. Bangsa Israel ini
bisa membangun kembali semangat didalam dirinya, keyakinan dalam dirinya pada
Tuhan yang ikut melakukan pemulihan pada keadaanNya. Sebab, Pemulihan umat Tuhan
bagi calonteolog.com juga bukanlah karya manusia, tetapi bagian dari karya
Allah. Apa yang mustahil manusia lakukan karena dibatasi dosa dan kelemahan,
tidak mustahil di mata Tuhan. Kasih setia dan kemahakuasaan-Nya akan memastikan
pemulihan itu terjadi. Siapakah Anda merespons positif dan proaktif? Mari
bangun hidup Anda sepadan dengan tuntutan-Nya yang kudus.
Ada juga yang menggunakan ayat
ini sebagai alat untuk membicarakan tentang Yerusalem Baru. Salah satunya kaum
Zionisme sebagai gerakan nasional orang Yahudi dan budaya Yahudi yang mendukung
terciptanya sebuah tanah air Yahudi di wilayah yang didefinisikan sebagai Tanah
Israel. Berbagai agamawan Zionisme mendukung orang-orang Yahudi menegakkan
identitas Yahudi mereka, menentang asimilasi Yahudi ke dalam masyarakat lain
dan telah menganjurkan Aliyah orang Yahudi ke Israel sebagai sarana bagi orang
Yahudi menjadi mayoritas di negara mereka sendiri, dan harus dibebaskan dari
diskriminasi antisemitisme, pengucilan, dan penganiayaan yang secara historis
terjadi dalam kondisi mereka sebelumnya sebagai diaspora.
Tapi perkembangan dan tafsiran
ini tidak berkembang pada hal itu saja, nyatanya akhir-akhir ini juga muncul Kristen
Zionisme sebagai suatu keyakinan di antara orang-orang Kristen bahwa kembalinya
orang-orang Yahudi ke Tanah Perjanjian, dan pembentukan dari negara Israel pada
tahun 1948. Adalah sesuai dengan nubuat Alkitab. Istilah Kristen Zionisme
dipopulerkan pada pertengahan abad ke-20. Saudara akan bisa melihat beberapa
orang-orang ini akan meneriakkan pembelaan kepada ISRAEL atas penyerangan
kepada PALESTINA tanpa memikirkan kemanusiaan apapun. Hanya berfikir bahwa
ISRAEL menang dan kembalinya tanah perjanjian itu kepada orang-orang Israel. Alhasil
kedatang Yesus semakin terasa dekat baginya.
Sebab bagi calonteolog.com,
Kristen Zionis meyakini bahwa "berkumpulnya" orang-orang Yahudi di
Israel adalah suatu prasyarat untuk Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Keyakinan
ini utamanya berhubungan dengan Dispensasionalisme Kristen meskipun tidak
secara eksklusif. Ide bahwa orang Kristen harus secara aktif mendukung
kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Israel, bersamaan dengan ide paralel
bahwa orang Yahudi harus didorong untuk menjadi Kristen, sebagai sarana
pemenuhan nubuat Alkitab telah umum di kalangan Protestan sejak Reformasi. Sampai,
orang-orang ini lupa tentang ayat yang mengatakan bahwa “Anak Manusia akan
datang seperi Pencuri, tidak tahu kapan dan bagaimana waktunya”. Jadi,
berhentilah cocokologi!
Calonteolog.com, berfikir bila
terus menerus berbicara pembangunan rumah Tuhan. Rasa-rasanya itu hanyalah
jeritan-jeritan kepada para pembaca dengan situasi pelayanan saat ini. Bila membawa
ayat ini pada refleksi gerakan Zionisme atau Zionisme Kristen. Itu juga
mengerikan!
Alhasil, calonteolog.com menjatuhkan
pilihan pada ayat 12 yang dirasa cukup menarik untuk dibahas;
“Aku akan menabur damai sejahtera.
Maka pohon anggur akan memberi buahnya dan tanah akan memberi hasilnya dan
langit akan memberi air embunnya. Aku akan memberi semuanya itu
kepada sisa-sisa bangsa ini sebagai miliknya
Mengapa?
Ketika
beberapa pembaca memfokuskan diri pada pembacaan yang mengarah kepada
pembangunan Gereja, pembangunan wilayah atau bahkan sampai pada peperangan, Calonteolog.com malah melihat Allah
yang sedang memberikan teladan tentang bagaimana pekerjaan itu dia lakukan
dengan damai, tanpa gresak-grusuk sama sekali. Allah ikut serta dalam
proses pemulihan Yerusalem, bukan dengan pembangunan wilayah, penguasaan
wilayah ataupun sampai melakukan peperangan. Allah sepertinya lebih menarikkan
perhatian kita kepada alam.
Alam
diabaikan, karena kehancuran yang akan terjadi ketika Yesus datang kedua
kalinya (pemahaman “sok tau” yang tidak pernah calonteolog.com mengetahui
dasarnya”. Alam dikambinghitamkan dan dijadikan alat untuk menakut-nakuti
tentang kedatangan Allah. Bahkan, pemulihan pada Alam yang selama ini dipandang
sebelah mata oleh para nabi lainnya. Justru menjadi alat Allah untuk menabur
damai sejahtera didalamnya.
Sekarang,
pertanyaan kembali pada saudara? Apa itu pemulihan bangsa? Apakah ini soal
rohani pribadi saudara saja?
Atau
saudara ingin menjadi seorang teolog sinting, yang berdoa dan bernyanyi
kepada Tuhan agar bangsa Indonesia dipulihkan dan dirahmati oleh Tuhan. Sementara,
saat ia keluar dari Gereja. Teolog sinting¸itu malah berbicara tentang
bagaimana bisnis-bisnisnya justru merusak rencana Allah, agar manusia ikut
ambil bagian dalam memulihkan Alam.
Semua
dikembalikan kepada daya tarik saudara, pemulihan seperti apa yang saudara
ingin harapkan dan lakukan dalam aksi kehidupan saudara saat ini. Jangan berteriak
dan mengeluhkan banjir bila saudaralah penyebabnya. Jangan berteriak dan
mengeluhkan air kotor, bila saudara pula juga ikut andil dalam memperkeruh
sungai. Bahkan, berhentilah untuk terus menerus menjadikan alam sebagai alat
kambing hitam saudara untuk menyatakan tentang kehadiran Allah yang semakin
dekat. Karena pada kenyataanya, Alam itu hidup. Ia memiliki kehidupan yang perlu
saudara hargai sebagai sesama ciptaaNya.
Komentar
Posting Komentar