======================
Amsal 30:24-27
Calonteolog.com yakin diantara kita atau banyak kita
manusia yang beranggapan bahwa dirinya lebih dari Binatang. Tentu, sah-sah saja
untuk mengatakannya. Tetapi benarkah demikian? Pembahasan tersebut juga agak
berat untuk calonteolog.com tuliskan dalam kesempatan ini. Tapi menjadi
menarik, ketika saat ini buku-buku best seller bertemakan ajakan “untuk hidup
lebih baik, “Sukses dalam Kehidupan” ataupun “Pengembangan Diri”, semakin
banyak bermunculan. Bahkan tema-tema demikian ini saduara dapat temukan dalam
berbagai toko buku dengan jumlah yang lebih banyak dari buku-buku yang
berbicara soal Agama, sejarah dan lainnya. Bahkan beberapa lagu saat ini, juga
sedang banyak bicara soal pengembangan diri. Walupun lagu-lagu galau masih
banyak bertebaran dan diminati oleh para pendengar musik. Ataupun akun-akun
media sosial yang berbicara soal motivasi dan quote-quote penyemangat sudah
semakin diminati.
Bagi calonteolog.com, fenomena-fenomena ini semakin
menunjukkan antusias banyak orang yang ingin mengembangkan dirinya kearah yang
lebih baik. Karena situasi yang demikian ini pula, calonteolog.com menjadi ikut-ikutan.
Tentu dengan cara dan bentuk yang diharapkan berbeda. Sebab, sekalipun fenomena-fenomena
ini semakin marak. Faktanya kecurangan-kecurangan dalam dunia bisnis masih
sering terjadi, dalam pemerintahan kita semakin banyak ditemukan koruptor, dan
bahkan banyak pula yang hanya sekedar menjadi pemberita kata bijak bukan pelaku
yang bijaksana.
Mengapa? Tentu karena setiap orang hanya memilih untuk
menjadi perenung yang bijaksana, bukan menjadi pelakunya. Karena menjadi pelaku
itu sepertinya agak menyusahkan atau bahkan dapat terhempas oleh komunitas.
Agur bin Yake[1]
sebagai seorang yang memiliki pengetahuan yang luas. Dari tulisannya, ia adalah
seorang perenung yang sangat teliti terhadap detil-detil obyek pengamatannya.
Ia dapat berceritra dari jalan hewan, kehidupan sosial, hingga sifat manusia.
Satu-satunya alasan, ia mengatakan dirinya bodoh
disebabkan “pengetahuan esensial”, diri yang jujur mengakui bahwa “pengetahuan
Sang Pencipta” teramat dalam, sehingga manusia hanya bisa mengerti permukaan
yang nampak, namun di balik yang nampak mengandung misteri yang amat dalam.
Yohanes Calvin mengatakan, “untuk mengenal diri dengan
benar, kita lebih dahulu perlu mengenal Sang Pencipta”. Agur bin Yake memiliki
pengetahuan itu sehingga ia mengerti bahwa ia tidak tahu banyak hal, atau
kurangnya pengetahuannya.
Sebagai pelaku yang bijaksana, rendah hati dan penuh
hikmat. Apakah dia tidak mengalami kelelahan? Bila kita lihat pada pembuka Amsal
30, dikatakannya “Aku berlelah-lelah, ya Allah, aku
berlelah-lelah, sampai habis tenagaku.” Dengan kata lain, menjadi pelaku memang bukan sesuatu
yang membuat kita nyaman, justru akan membuat kita bisa semakin ketakutan. Bayangkan
saja, penulis berdoa dalam kelelahannya agar dijauhkan daripada kecurangan dan
kebohongan (ay.8a)
Pertanyaannya, apakah bisa seseorang dijauhkan
daripada kecurangan dan kebohongan? Calonteolog.com berfikir, bahwa setiap
orang bisa melakukan hal ini. Tapi tidak semua orang bisa dihindarkan dari
kecurangan dan kebohongan. Sebab bagi beberapa orang, tuntutan dan tanggung
jawab terkadang memaksa mereka untuk melakukan kecurangan dan kebohongan. Tentu
hal ini tidak disarankan, untuk saudara lakukan. Bahkan calonteolog.com tidak
membenarkan perbuatan tersebut. Tetapi itu menjadi realita yang cepat atau
lembat; kadang-kadang atau sering akan saudara hadapi saat meminta orang lain
untuk bekerja dengan saudara. Buktinya, para pengusaha saat ini selalu saja
mengalami kesulitan mrekrut tenaga kerja. Apakah SDM kita tidak mencukupi?
Indonesia banyak pengangguran yang siap bekerja. Tapi banyakah SDM yang siap
untuk dipercaya dan jujur dalam bekerja?
Calonteolog.com tidak ingin membahas soal kecurangan dan
kebohongan ini secara berlebihan. Tetapi, ini menjadi pesan tersendiri untuk
saudara yang ingin menjadi pelaku usaha. Bahwa, saudara tidak bisa berhenti
mempercayakan orang, sekalipun kenyataan berkata lain; saudara harus terus
bekerja, bukan menjadi perenung atas semua kekecewaan yang saudara alami;
bahkan saudara jangan terlalu kecewa bila masalah itu mendatangi saudara karena
itu menjadi realitas para pelaku usaha. Kalau tidak mau berhadapan dengannya, pilihannya
hanya dua; Pertama, saudara membuat sistem dan teknologi yang mengawasi dan
mendukung keamanan usaha anda. Atau pilihan kedua, saudara tidak perlu bermimpi
jadi pelaku usaha. Seperti Agur Bin Yake pahami, bahwa permukaan yang nampak dapat
ia amati, namun di balik yang nampak mengandung misteri yang amat dalam.
Bahkan dalam tulisan selanjutnya, Agur Bin Yake juga
meminta agar Tuhan tidak memberikan kemiskinan atau kekayaan kepadanya (ay.
8b). Tentu saudara diperkenankan untuk menjadi Kaya, sebab ayat ini tidak
melarang saudara menjadi kaya. Termasuk untuk menjadi pelaku usaha yang kaya raya,
saudara juga diperkenankan untuk melakukannya. Tapi dalam renungan ini ada
kesan untuk mengajak kita merenungkan tentang Uang. Seperti; Agur tidak meminta
terlalu banyak ataupun terlalu sedikit uang (Amsal 30:7-9); Yesus menggunakan
uang untuk apa yang perlu (Yohanes 13:29); Paulus tidak meminta atau menolaknya
(Filipi 4:11-12). Seorang pengusaha muda yang kaya terikat pada uang (Lukas
18:23); Ananias dan Safira mati karena mereka membohongi Allah dalam hal uang
(Kisah Para Rasul 5).
Tetapi lebih daripada itu semua, calonteolog.com mendapatkan
pesan untuk kita bukan hanya sekedar menjadi perenung kekecewaan atas realitas
yang menyakitkan . Ataupun menjadi perenung yang berpangku tangan. Lebih
daripada itu, Agur bin Yake, mengajak saudara untuk melakukannya seperti para
binatang yang terus bekerja dan menjalani kehidupannya.Menerima, tanpa harus memaksa sesuatu diluar bagiannya. Bukan sekedar merenung
dan menjadi perenung saja. Bila saudara melebihi binatang-binatang yang
disampaikan Agur Bin Yake, sudah saatnya untuk saudara bekerja. Ingat, saudara
punya kekuatan besar dan guru terbaik dalam kehidupan ini. Dia itu adalah
Tuhan! Maka teruslah bekerja dan berhenti mengeluh dalam banyak renunganmu.
[1] Agur
dari Masa adalah seorang penulis atau penghimpun dari Amsal 30:1-33. Kata MASA
disini adalah merujuk kepada nama suatu daerah/ nama negara yang mungkin
berasal dari keturunan Ismael
Namun ada beberapa terjemahan (misal KJV & MILT)
menerjemahkan kata Ibrani: מַשָּׂא - MASA itu dengan "pesan," atau
"nubuat atau "an inspired utterance/ perkataan hikmat." Jadi,
nama 'AGUR disini tidak dianggap sebagai nama orang asing/ nama orang dari
tempat lain. Sebab ada beberapa tafsiran yang menyatakan bahwa 'AGUR ini adalah
juga nama lain/ julukan yang lain dari nama Raja Salomo sedangkan nama YAQEH
diartikan dengan "patuh, murni," Jadi maksud nama "AGUR
BIN-YAQEH", adalah "Agur si anak saleh." Hal ini juga selaras
dengan nama pemahaman nama Lemuel yang juga dihubungkan dengan nama Raja
Salomo. Sehingga dengan demikian nama Raja Salomo adalah satu-satunya penulis/
penggagas dari Kitab Amsal.
Komentar
Posting Komentar