Diceritakan
tentang Sarjana Muda berkunjung ke suatu desa dengan panorama alam yang begitu
indah. Ia berjalan-jalan disana sembari menikmati panorama yang disajikan desa
tersebut. Perjalanan tersebut membawa ia sampai pada suatu tempat untuk melihat
air terjun yang begitu deras dan sangat indah. Ia terlihat seperti sedang menganalisa sekitaran
air terjun tersebut. Sampai akhirnya seorang anak kecil mendatanginya dan
bertanya,
“Kak, apa yang sedang engkau
lakukan?”
“Ah, engkau tidak akan mengerti”,
jawab Sarjana Muda itu.
Mendengar
jawaban tersebut, anak kecil itu sedih dan raut wajahnya berubah tidak seceria
sebelumnya. Karena merasa bersalah, Sarjana Muda itupun menghiburnya dan
mengatakan yang sebenarnya kepada anak kecil itu,
“Ini salah satu sumber energi yang
paling kuat di jagat raya dan belum dimanfaatkan.
Saya seorang Sarjana Muda telah mempelajarinya”
“Kakak, salah! Roh Kuduslah sumber energi
yang paling kuat di jagat raya dan sering
kali dilupakan. Ah, kakak tidak akan mengerti.!”
Orang
Kristen percaya bahwa Roh Kudus adalah kehadiran Allah yang hidup dan penuh
daya. Daya Roh Kudus secara terus menerus digambarkan dalam seluruh halaman
Kitab Suci. Sebab hanya karena Daya dari Roh Kuduslah orang dapat melihat siapakah
Yesus sesungguhnya dan mengakui Dia sebagai penyelamat dan Tuhan (1 Kor 12:3).
Roh Kuduslah yang meyakinkan orang-orang
akan dosa mereka dan bertobat dengan penyesalan mendalam atas segala kesalahan
di masa lalu. (Yoh 16:8-11). Karena Roh Kuduslah orang memulai hidup kembali
dalam pengalaman kelahiran rohani (Yoh. 3:3-5). Dengan Roh Kuduslah orang
dimasukkan ke dalam hubungan mesra sebagai anak dengan Bapa, dan Roh Kudus
memampukan mereka menyebut Allah sebagai “Bapa terkasih” (Roma 8:15). Sungguh,
Roh Kudus bukan hanya dapat membantu kita melakukan keajaiban-keajaiban seperti
banyak yang tertulis dalam kesaksian-kesaksian penulis Alkitab. Tetapi Roh
Kudus juga membuat hidup kita penuh dengan keajaiban seperti yang telah kita
lihat dari fakta-fakta tersebut. Betap heran, bila masih ada orang-orang yang
tidak menyadari hal tersebut.
Hmm…
Saudaraku, sebelum melanjutkan refleksi ini. Apakah saudara menyadari
fakta-fakta mengenai Roh Kudus tersebut? Apakah saudara sudah tercurah dan
berserah pada kekuatan ini? Ataukah saudara tidak menyadarinya, bahwa hanya Roh
Kuduslah yang mampu menuntun saudara dalam melewati segala hal dalam kehidupan
ini? Okey, saudara tidak perlu menjawab! Cukup masukkan pertanyaan itu dalam
hati dan pikiran saudara.
Saya
ingin melanjutkan refleksi ini pada kisah yang diambil dari Yesaya 63:11-14. Bagian
dari Trito-Yesaya, yakni masa sesudah kembali ke Yehuda dari pembuangan Babel. Di
sini pergumulan yang dihadapi umat adalah kehidupan
saat kembali ke Yerusalem dan usaha membangun kembali Bait Allah. Apa yang
terjadi saat mereka kembali?
Setelah
begitu lama mereka meningglakan Yerusalem, karena menjalani masa pembuangan.
Umat merasakan bahwa Yerusalem tidak seperti dulu lagi. Ada perasaan asing
didalam diri mereka, sekalipun mereka kembali ke “Rumah” mereka sendiri.
Bahkan
perasan-perasaan itu sepertinya membuat mereka mempertanyakan identitas mereka
sebagai bangsa pilihan. Sungguh situasi itu membuat mereka mengalami krisis
iman dan Tuhan seakan jauh dari mereka.
Lalu,
dalam masa yang sama Nabi Yesaya tampil memberikan pengharapan, dengan
mengingat perbuatan Tuhan di masa lampau sembari memberikan pengjaran.
Misalnya, pada ayat 10 dikatakan Tuhan berubah menjadi musuh umatnya, berperang
melawan mereka, karena mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus. Peringatan
dan pengjaran itulah menjadi momen bagi umat merindukan masa-masa dimana Tuhan
berperang bagi mereka, bukan berperang melawan mereka.
Moment
yang akhirnya membawa umat tersadar, betapa mereka memerlukan Tuhan. Mereka
mengingat Tuhan. Mereka bertanya: “Dimanakah Dia…..?” Mereka mencari Tuhan.
Tuhan yang sejak zaman dahulu kala, zaman Musa, selalu memberikan pertolongan
bagi umat-Nya. Mereka mencari Tuhan yang mencurahkan Roh Kudus dalam hati
umat-Nya (ay 11).
Okey,
sekarang kita kembali pada masa kita saat ini. Saudaraku, masihkah pertanyaan
sebelumnya ada dalam ingatan saudara? Bagaimana jawaban saudara sekarang?
Apakah saudara menunggu momen seperti Umat Israel, yang mana Allah tidak lagi
beperang bagi mereka? Atau, kita buat pertanyaan ini lebih sederhana, “Apakah
saudara mempercayai Roh Kudus”?
Bila
tidak, saya tidak mampu berbuat apa-apa. Tapi saya tetap berharap dalam doa dan
harapan saya, agar Roh Kudus selalu bekerja dan menyertai kehidupanmu. Namun
bila saudara mempercayaiNya, maka saat yang sama saudara seharusnya mempercayaiNya
sebagai Allah yang hidup, dan membiarkanNya memasuki keperibadian kita untuk
diubahNya menjadi lebih baik; untuk dituntun dan dimbimbing dalam menjalani
setiap kehidupan; dan untuk dilayakkan mendapatkan belas kasih dan keselamatan
daripadaNya.
Komentar
Posting Komentar