PENDAHULUAN
Diantara
kita pastilah menginginkan kehidupan yang dipenuhi dengan cinta. Untuk mencapainya,
kita sendiri yang harus mengusahakannya. Daripada menunggu orang lain
memberikan kasih sayang yagg kita dambakan, lebih baik kita yang menjadi visi
dan sumber kasih sayang. Kita harus mengisi hidup kita dengan kasih sayang dan
kebaikan yang tulus untuk memberi teladan bagi orang lain terkhusus dimulai dengan
lingkungan terdekat kita yakni kade-kadeta (Keluarga Besar kita). Tulus tidak
seperti keleng-keleng jambe, juma nari niembah seh I rumah itaka. Juga
tidak seperti keleng-keleng lembu penenggala, erpagi-pagi isuruh nenggala.
Ada
yang berkata, “Jarak terdekat antara dua titik adalah perhatian.” Ini berlaku
berkenan dengan hidup yang penuh dengan kasih sayang. Titik atau landasan awal
suatu kehidupan yang penuh dengan kasih sayang adalah keinginan dan komitmen
untuk menjadi sumber kasih sayang. Sikap, pilihan, tidakan kebakan, dan
kerelaan kita untuk menjadi orang yang lebih dahulu menghampiri akan membawa
kita menuju tujuan ini. Dahulu sikap ini bukanlah sesuatu yang harus kita
pelajari dalam budaya kita. Karena itu ada istilah keleng ate anak beru, page ibas
lebeng pe ikurkur. Diumpamakan kepada kasih sayang kepada saudara
laki-laki, jika ia datang seandainya beras tidak ada, maka padi yang sudah
ditanampun digali menjadi makanan, usaha yang optimum menyatakan kasih
sayang dari anak beru. Ataupun istilah Bagi
keleng ate kalimbubu, benih pe ibereken. Diumpamkan kepada kasih sayang
terhadap anak beru, benih padi pun diberikan. Bagaimana dengan saat ini, apakah
hal ini kebiasaan dan komitmen samacam ini masih hidup diantara kita?
TEKS
DAN KONTEKS
Kitab
Rut menceritakan pemulihan nasib Naomi yang menantunya Rut melahirkan kakeknya
Raja Daud. Pasal 1 menceritakan
perginya Naomi penuh dengan suami dan dua anak, dan pulangnya dalam keadaan
“kosong” dengan hanya disertai menantunya orang asing. Pemulihan itu mulai
digerakkan dalam 2:1 yang
menyebutkan Boas, orang kaya dari pihak suami Naomi. Pasal 2 memperkenalkan
Boas sebagai orang yang saleh dan yang menghargai kesetiaan Rut kepada
mertuanya. Di dalamnya kita melihat rentannya perempuan (misalnya, 2:9, 22) dan
integritasnya Boas soal itu. Boas mengerti bahwa dengan mengikuti Naomi ke
tanah Israel, Rut sudah memilih untuk berlindung kepada Tuhan, dan dia sendiri
menjadi bagian dari perlindungan itu. Naomi memuji Tuhan atas perkembangan ini,
dan mulai percaya kembali bahwa Tuhan akan setia kepadanya (2:20).
Khususnya, dia menyebut bahwa Boas termasuk goel (penebus),
seorang keluarga dekat yang diberi tugas untuk membantu keluarga yang jatuh
miskin (Im 25:25).
Skenario yang diandaikan dalam 4:1-10 ialah
bahwa Elimelekh pernah menjual hak panen ladangnya kepada pihak di luar
keluarganya (makanya Naomi dan Rut melarat). Jadi, ada dua aspek di mana
seorang goel dapat membantu: menebus ladang itu dari pihak
ketiga itu supaya Naomi dapat memanfaatkannya (Im 25:14-16),
dan menikahi Rut supaya ada keturunan dari suami yang meninggal. Aspek kedua
itu mirip dengan kewajiban saudara almarhum untuk menikahi janda dalam Ul 25:5-10,
tetapi karena Boas dan keluarga yang lebih dekat itu bukan saudara langsung,
yang berlaku bukan kewajiban hukum melainkan kesempatan untuk menunaikan fungsi
yang sama.
Ketika
panen (yang menjadi pencarian hidup Rut) sudah selesai, Naomi mengambil
inisiatif. Kita hanya dapat menduga-duga mengapa dia menyuruh Rut pada rencana
yang akan berani dan rentan (3:1-5). Dalam
budaya patriarkhal zaman itu, ayah dalam keluarga yang bertanggung jawab atas
pernikahan anak-anaknya. Hal itu bisa saja atas permintaan anaknya, dan jelas
Boas berkenan atas Rut. Tetapi mungkin saja ayah Boas sudah meninggal: Boas
sendiri tidak muda (3:10) dan dia
bertindak sebagai penguasa utama dalam soal ladangnya. Sepertinya Naomi juga
tidak memiliki laki-laki yang dia percayai untuk mengurus kepentingannya.
Bagaimanapun persisnya letak persoalan, status Boas sebagai goel yang
menjadi jalan keluarnya. Dengan menyuruh Rut kepada Boas, kerelaan Rut untuk
dinikahi dapat disampaikan, sekaligus kerinduan Boas dihasut.
Boas
menyambut baik prakarsa Rut itu (3:10), dan
memberi pertanda baik untuk Naomi (3:17). Boas
menghadapi calon goel itu dalam keadaan yang paling resmi
untuk kota kecil, yakni di pintu gerbang dengan tua-tua kota (4:1-2). Boas
memberitahu orangnya bahwa Naomi mau menyerahkan haknya untuk menebus ladangnya
(yang ada di tangan pihak di luar keluarga) kepada keluarga yang lain yang akan
mampu menebusnya. Hal itu menarik bagi orang itu karena, walaupun dia harus
memelihara Naomi selama dia hidup, dia akan memiliki tanah itu setelah Naomi
meninggal tanpa pewaris. Tetapi kemudian Boas mengangkat soal Rut. Andaikan Rut
dinikahi dan melahirkan anak, anak itulah yang akan mewarisi tanah yang
ditebus, bukan keluarga dari calon goel itu. Jadi, uang yang
dipakai untuk menebus ladang Elimelekh akan hilang dari warisan keluarganya
yang sudah ada. Tidak ada kewajiban hukum untuk orangnya membantu Rut, tetapi
dengan sudah disebut di hadapan sepuluh tua-tua itu, dia akan kelihatan pelit andaikan
dia hanya menerima bagian yang menguntungkan dan mengabaikan kebutuhan Rut. Hal
itu tidak masalah bagi Boas yang sepertinya belum memiliki keluarga sendiri.
Ketika
Boas dan Rut menikah dan dikaruniai anak (4:13), ternyata
Naomi yang disoroti (4:14-17).
Melalui penebus, Naomi yang tadinya terkutuk diberkati dengan anak yang akan
memeliharanya pada masa tuanya dan yang termasuk silsilah raja Daud. Rut yang
mau ditolak dan yang tidak dihitung oleh Naomi ternyata lebih berharga dari
tujuh anak laki-laki.
APLIKASI
Tidak ada yang
lebih membantu memperluas sudut pandang kita selain memperbesar rasa peduli
kita kepada orang lain. Peduili berarti berempati kepada orang lain. Dengan
peduli kita berusaha menempatkan diri kita pada posisi orang lain, tidak
memikirkan diri sendiri dan membyangkan bagaimana rasanya bila kita yang
mengalami kesulitan yang dialami orang lain itu, dan sekaligus berbelas kasih
pada orang tersebut. Harus diakui bahwa persoalan orang lain, rasa sakitnya dan
frustasinya, persis seperti yang kita rasakan – malahan kadang-kadang lebih
parah. Mengakui kenyataan ini dan berusaha menawarkan bantuan akan membuka hati
kita dan memperbesar rasa syukur kita.
Komentar
Posting Komentar