Percayakah kamu akan
kehidupan setelah kematian? Sungguh? Syukurlah, bila engkau mempercayainya.
Tapi saya ingin bertanya sesuatu yang sebalkinya. Percayakah kamu akan
kehidupan sebelum kematian? Ataukah kita menjadi orang-orang mati yang sebelum “kematian
datang? Menjalani kehidupan dengan terus menerus mengharapkan surga, tanpa pernah
merasa ingin ada di dunia. Mengeluh tentang rasa sakit dan kecewa yang dunia
berikan.
Percayalah, tidak semua
orang mempercayai kehidupan sebelum kematian, karena Sebagian besar orang, bila
menengok kembali hidup mereka setelah terbaring di peti mati, masih dan selalu
berharap prioritas hidup mereka akan berbeda.
Percayalah, perbedaan
antara orang hidup sebelum kematian dan orang yang mati sebelum kematian
bukanlah terletak pada seberapa sering mereka memiliki suasana hati yang buruk
atau seberapa parah perasaan buruk mereka, tetapi, sebaliknya, pada apa yang
mereka perbuat bila mereka sedang berada pada suasana hati buruk dan suasana
yang bahagia,
Percayalah, banyak orang
yang mati sebelum kematian menghadapi kesusahan dengan menyingsingkan lengan
baju dan berusaha mengenyahkannya. Mereka memperlakukan suasana hati mereka
yang buruk dengan sangat serius dan berusaha mencari dan menganalisis apa yang
salah. Mereka berusaha memaksa diri mereka keluar dari keadaan suasana hati
yang buruk itu, yang cenderung akan menambah rumit masalah, bukan
memecahkannya.
Sebaliknya, bila anda
mengamati orang-orang yang mengalami kehidupan sebelum kematian; mereka akan
merasa tenang dan tentram. Saudara akan mendapati bahwa bila mereka sedang
merasa senang, mereka akan sangat bersyukur. Mereka memahami bahwa perasaan negative
san positif datang silih berganti, dan akan selalu tiba saatnya ketika mereka
merasa terlalu senang. Bagi orang-orang yang hidup sebelum kematian, ini tidak
apa-apa, memang begitulah hidup ini berlangsung. Mereka menerima perasaan
sepintas lalu yang tidak dapat dielakkan ini.
Percayalah, bila orang-orang
yang mengalami hidup sebelum kematian merasa depresi, marah atau stress, mereka
memperlakukan perasaan ini dengna sikap terbuka dan kebijakan yang sama. Bukan melawan
perasaan ini dan menjadi panik hanya karena merasa tidak enak, mereka menerima
perasaan ini, menyadari bahwa ini juga akan berlalu. Bukan tersandung dan jatuh
melawan perasaan negative ini, mereka dengan tenang menerima perasaan ini.
Sesuatu yang memungkinkan mereka dengan lembut dan tenang keluar dari perasaan negative
menuju keadaan pikiran yang lebih positif.
Jadi, bagaimana dengan
saudara? Apakah saudara adalah kumpulan orang-orang yang mati sebelum kematian
datang atau saudara telah hidup sebelum kematian mendatangi diri saudara?
Komentar
Posting Komentar