Photo by Manuel Schinner on Unsplash |
Harapan
menjadi sesuatu yang membuat setiap manusia tetap mampu menjalani kehidupannya.
Sebagaimanapun kesulitan yang dialami manusia itu.
Sepenggal
perkataan dari Aristoteles yakni, “Hope is a waking dream”; sesuatu yang amat
sulit dan tidak banyak disadari oleh banyak orang.
Mengapa?
Karena
harapan bukanlah sebuah angan-angan belaka yang tidak berdasar. Karena harapan
adalah impian yang bisa saja diwujudkan di dunia nyata. Hal tersebut bagi Charles
R. Snyder seorang psikolog di Universitas Kansas, melalui tiga komponen utama yaitu
Agency, Goals dan Pathways.
Agency
adalah kemampuan seseorang dalam membentuk hidupnya, keyakinan bahwa seseorang
dapat mewujudkan sesuatu dan termotivasi untuk mencapai goals atau hasil yang
diinginkan. Sedangkan pathways adalah rencana yang menentukan bagaimana
seseorang akan mencapai tujuannya.
Dengan
kata lain, ketika seseorang memiliki harapan, mereka juga seharusnya sudah
memiliki cara dan sebuah usaha untuk membuatnya jadi kenyataan. Tidak cuma
mimpi yang hanya menghampiri sesekali, seseorang juga harus menghadapi dunia
nyata saat ia berharap.
Tapi,
bagaimana bila memang segala sesuatunya terasa begitu mustahil bagi kita?.
Menarik
ketika seorang Jack Caputo menuliskan dalam bukunya yang berjudul “Hoping
Against Hope” tentang sebuah harapan. Ia berkata;“Harapan berarti bahwa segala
sesuatunya tidaklah stabil, berisiko, baru, terlahirkan, bukan sebuah indikasi
dari perencanaan mutlak maupun kehampaan absolut. Senyum-senyum dapat
dilenyapkan; Tawa bisa berubah menjadi air-air mata. Harapan berarti bahwa dunia
mengandung janji yang tidak pasti, yang mengancam kita. [...] Harapan melayang
di atas kita seperti hantu, berbisik di telinga kita hal-hal yang tidak
mungkin, membangunkan kita di malam hari. Harapan adalah roh, aspirasi, nafas
sekaligus desakan Sang Ilahi, yang mengerang untuk menjadi ada. Berharap
berarti berani untuk mengatakan "datanglah!" berani untuk berdoa
"datanglah!" untuk apa yang tidak pasti datang.”
Dengan
kata lain, doa dengan penuh pengharapan itu tidak berarti pemaksaan kehendak. Tetapi
memaksa diri untuk menerima setiap kehendak dari Tuhan atas kehidupan kita. Sehingga
kita tidak terlalu peduli; Apakah harapan itu terlihat mustahil bagi manusia; Apakah
harapan itu tidak terjadi sesuai dengan kehendak kita. Karena doa dengan penuh
pengharapan selalu menuntut keberanian manusia untuk mengaku dan menyadari
dirinya dihadapan Tuhan yang berkuasa atas kehidupan dan Tuhan yang baik dalam
rancanganNya bagi manusia.
Komentar
Posting Komentar