REFRENSI PEKAN KELUARGA 2024 GBKP HARI KEEMPAT "Tempat Untuk Mendapatkan Pengetahuan Dan Hikmat"

 


Invocatio : “Jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran  oleh firman Kristus” (Roma 10:17)

Bacaan I : 2 Timotius 3 : 10 – 17

Khotbah : Amsal 2 : 1 – 8

Tema : Tempat Untuk Mendapatkan Pengetahuan Dan Hikmat 

Pengantar

Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian, banyak orang yang mencari jalan menuju kesuksesan di bidang sosial, politik, dan ekonomi. Ada yang mengejar kesuksesan dengan ambisi besar, bekerja keras tanpa henti, dan mendambakan kekayaan duniawi. Namun, beberapa orang memilih jalur yang berbeda—mereka mengandalkan Alkitab sebagai pegangan hidup mereka. Salah satu kisah inspiratif yang dapat kita temukan adalah mengenai para pemimpin besar seperti Abraham Lincoln, yang dikenal karena kebijaksanaannya dan keadilan yang diterapkan dalam kepemimpinannya. Lincoln sangat mengandalkan Alkitab untuk bimbingan moral dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan besar yang dihadapinya sebagai presiden. Alkitab bukan hanya buku yang ia baca, tetapi menjadi panduan yang membentuk karakter dan keputusan-keputusannya.

Kisah-kisah seperti ini membawa kita pada refleksi mendalam bahwa pengetahuan dan hikmat yang berasal dari Tuhan memberikan lebih dari sekadar kesuksesan materi. Hal itu membawa kita ke jalan kebenaran dan kehidupan yang seimbang, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk mereka yang kita pimpin dan layani.

Memperkuat Karakter dengan Alkitab: Meneladani Timotius

Ketika Paulus menulis surat kepada Timotius, dia memberikan nasihat yang sangat penting tentang betapa berharganya Firman Tuhan sebagai fondasi hidup. Dalam 2 Timotius 3:10-17, Paulus mengingatkan Timotius untuk terus berpegang teguh pada pengajaran dan pengetahuan yang telah ia terima sejak kecil, yang datang dari Kitab Suci. Paulus secara serius memperingatkan Timotius tentang keberadaan pengajar-pengajar sesat dan berbagai tantangan yang akan dihadapinya dalam melanjutkan pelayanan. Firman Tuhan, yang diinspirasikan dan bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik dalam kebenaran, adalah alat yang penting untuk menghadapi segala rintangan tersebut.

Para teolog menafsirkan ayat ini sebagai penguatan karakter bagi Timotius, yang akan meneruskan estafet pelayanan. Paulus menekankan pentingnya memegang teguh ajaran yang benar dan tidak terpengaruh oleh ajaran yang menyesatkan. Di dunia modern saat ini, kita juga dihadapkan pada berbagai ideologi dan ajaran yang bisa saja membawa kita jauh dari kebenaran. Firman Tuhan tetap menjadi fondasi yang harus kita pegang teguh agar kita bisa bijaksana dalam mengambil keputusan dan bertindak. Hikmat yang sejati tidak datang dari tren dunia atau ajaran populer, melainkan dari takut akan Tuhan dan menghidupi Firman-Nya.

Secara psikologis, mencari hikmat adalah proses yang kompleks, melibatkan pikiran, indera, hati, dan kemauan. Hikmat tidak hanya diperoleh melalui pengetahuan teoretis, tetapi juga melalui pengalaman hidup yang penuh makna. Orang yang mencari hikmat sejati adalah orang yang memahami bahwa hikmat tidak dapat ditemukan dalam hal-hal duniawi saja. Mereka menyadari bahwa hikmat yang benar berasal dari Tuhan, dan mereka berusaha untuk mendapatkannya dengan segala kemampuan mereka. Dalam Amsal 2:1-8, Salomo mengingatkan kita bahwa untuk mendapatkan hikmat, kita harus menerima perkataan Tuhan dan menyimpan perintah-Nya dalam hati kita. Hikmat adalah hadiah dari Tuhan yang diberikan kepada mereka yang mencarinya dengan sungguh-sungguh.

Dalam psikologi, ada konsep yang dikenal sebagai growth mindset atau pola pikir bertumbuh, di mana seseorang percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan bisa dikembangkan melalui usaha, pembelajaran, dan pengalaman. Demikian juga, mencari hikmat membutuhkan usaha yang terus-menerus. Ini adalah proses yang melibatkan refleksi mendalam, pengalaman, dan juga keterbukaan hati untuk diajar oleh Tuhan. Orang yang berhikmat tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana dalam mengelola emosinya, berempati terhadap orang lain, dan memiliki kepekaan spiritual.

Aplikasi Praktis

Untuk mendapatkan hikmat dan pengetahuan yang sejati, ada beberapa langkah yang harus kita ambil, baik untuk diri kita sendiri maupun untuk membimbing anak-anak kita:

1.      Membaca dan Merenungkan Firman Tuhan: Langkah pertama dan paling penting adalah membangun kebiasaan membaca Alkitab setiap hari. Amsal 2:1-8 menekankan bahwa hikmat datang dari Tuhan, dan untuk menerimanya, kita harus menerima dan menyimpan Firman-Nya. Bacalah Firman Tuhan dengan hati yang terbuka, minta Roh Kudus untuk memberi pengertian, dan renungkan setiap pelajaran yang didapat.

2.      Menghargai Hikmat yang Didasari Takut Akan Tuhan: Orang yang berhikmat selalu memulai dengan takut akan Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Amsal 9:10, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan." Mengajarkan nilai-nilai ini kepada anak-anak kita sangat penting. Ketika mereka tumbuh dengan pemahaman bahwa semua hikmat berasal dari Tuhan, mereka akan memiliki landasan yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup.

3.      Teladan dari Orangtua dan Pemimpin: Hikmat tidak hanya diajarkan melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan. Sebagai orangtua atau pemimpin, kita harus menjadi contoh hidup bagi anak-anak kita. Mereka akan belajar lebih banyak dari apa yang kita lakukan daripada dari apa yang kita katakan. Dalam kehidupan sehari-hari, tunjukkan integritas, kasih, dan kebijaksanaan dalam setiap keputusan yang kita buat.

4.      Menciptakan Lingkungan yang Membangun Hikmat: Lingkungan di rumah dan gereja harus menjadi tempat di mana hikmat bisa berkembang. Ini termasuk mendorong anak-anak untuk bertanya, merenung, dan mengeksplorasi pemahaman mereka tentang Tuhan dan hidup. Orangtua harus aktif terlibat dalam pendidikan rohani anak-anak mereka, tidak hanya mengandalkan gereja untuk memberikan bimbingan spiritual.

5.      Berdoa untuk Hikmat: Salomo adalah contoh orang yang meminta hikmat kepada Tuhan, dan Tuhan memberikannya dengan limpah. Demikian juga, kita harus senantiasa berdoa meminta hikmat dari Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Yakobus 1:5 berkata, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya."

Penutup: Renungan Tentang Hikmat yang Sejati

Hikmat adalah anugerah yang sangat berharga dari Tuhan. Dalam Amsal 2:1-8, kita diingatkan bahwa hikmat tidak hanya berguna untuk menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi juga untuk melindungi kita dari kesesatan dan kebodohan dunia ini. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk terus mencari hikmat dari Tuhan, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk generasi berikutnya.

Marilah kita, sebagai orangtua, pemimpin, dan pengikut Kristus, senantiasa mengajarkan hikmat dan pengetahuan yang benar kepada anak-anak kita. Kita harus memastikan bahwa mereka dibesarkan dalam takut akan Tuhan, karena itu adalah fondasi dari hikmat sejati. Dan marilah kita sendiri selalu membuka hati untuk terus belajar dan mendapatkan hikmat dari Tuhan, yang memimpin kita kepada kehidupan yang penuh makna dan berkat.

Renungkanlah, apakah kita sudah mencari hikmat yang sejati? Apakah kita sudah mendidik anak-anak kita dalam hikmat yang berasal dari Tuhan? Marilah kita mulai hari ini, mencari hikmat itu dengan sungguh-sungguh dan membagikannya kepada mereka yang ada di sekitar kita.

Komentar