Ketika Nehemia memutuskan untuk membangun kembali tembok Yerusalem, ia tidak sedang berbicara tentang batu-batu biasa. Ia sedang membangkitkan martabat sebuah bangsa, menyusun kembali puing-puing harapan, dan menguatkan kembali iman yang sempat runtuh oleh zaman dan penindasan.
Demikian pula dengan Gereja GBKP Runggun Talapeta—salah satu gereja tertua di Klasis Pembangunan Medan Delitua. Di tempat inilah generasi demi generasi pernah berdiri dalam penyembahan, berlutut dalam doa, dan mendengarkan suara pengharapan. Namun kini, selama dua tahun terakhir, bangunan yang sempat didirikan mulai terbengkalai. Dinding yang tegak kini diam. Tiang-tiang menunggu tangan-tangan kasih yang rela membangkitkan kembali kehidupan dalam rumah Tuhan.

Ketika Lawan Menertawakan, Umat Tuhan Membangun (Nehemia 4:1–6)
Dalam Nehemia 4, kita membaca bagaimana musuh-musuh bangsa Israel—Sanbalat, Tobia, dan orang-orang sekitarnya—mengejek usaha membangun tembok Yerusalem. Mereka menganggap usaha itu lemah, sia-sia, bahkan bahan tertawaan. Namun apa tanggapan Nehemia?
Ia tidak membalas dengan kemarahan, melainkan dengan doa dan kerja keras. Ia tahu bahwa membangun tembok bukan hanya soal struktur fisik, tetapi tentang menghidupkan kembali identitas rohani umat Allah. Maka ia mengajak seluruh umat untuk bekerja bersama, “rakyat bekerja dengan segenap hati” (Nehemia 4:6).
Hari ini, GBKP Talapeta pun berada pada titik yang sama. Mungkin tidak ada ejekan langsung, tetapi keheningan dan ketidakpedulian bisa menjadi bentuk lain dari "Sanbalat dan Tobia" zaman ini. Dan di sinilah kita ditantang: apakah kita akan diam dan membiarkan rumah Tuhan lapuk oleh waktu, ataukah kita akan mengambil bagian, meski kecil, untuk menyalakan kembali pengharapan?
Setiap Orang di Tempatnya, Membangun Bagian yang Bisa Ia Bangun (Nehemia 4:15–23)
Satu hal yang menarik dari pasal ini adalah bagaimana Nehemia mengatur umat: sebagian menjaga, sebagian membangun. Bahkan ada yang bekerja sambil memegang senjata. Mereka tahu bahwa pekerjaan Tuhan tidak akan selesai tanpa ketekunan, pengorbanan, dan kerja sama.
Tidak semua dari kita bisa turun langsung mengaduk semen atau mengangkat bata, tetapi setiap orang bisa mengangkat bagian kecil yang Tuhan percayakan kepadanya. Mungkin itu dalam bentuk doa yang terus dipanjatkan. Mungkin dalam bentuk dana yang kita sisihkan dengan tulus. Atau mungkin dalam bentuk suara yang kita pakai untuk mengajak orang lain turut peduli.
Karena pekerjaan besar Tuhan selalu dibangun dari kesetiaan-kesetiaan kecil yang dikerjakan bersama.
![]() |
Gambar Gedung KAKR dan Rumah Dinas Personalia |
Iman yang Terbukti Lewat Aksi
Pembangunan GBKP Talapeta bukan hanya soal menyelesaikan bangunan fisik. Ini adalah kesempatan spiritual, momentum untuk menyatakan bahwa iman kita bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam tindakan nyata.
Sama seperti tembok Yerusalem yang akhirnya berdiri karena umat bersatu, mari kita bersama-sama menjadi bagian dari kebangkitan gereja ini. Biarlah anak-anak dan cucu-cucu kita kelak bisa berkata, “Di tempat inilah kami mengenal Tuhan, karena ada orang-orang yang dengan kasih membangun kembali temboknya.”
Kiranya kisah Nehemia menjadi cermin dan seruan bagi kita:
Jika bukan kita yang peduli, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?
“Karena Allah kami akan berperang bagi kita, dan kamu harus membangun…”
— Nehemia 4:20
Jika Anda tergerak untuk ambil bagian, berikut informasi dukungan:
Bank BNI
a.n. GBKP RG TALAPETA
No. Rek: 1919467261
Tuhan memberkati setiap hati yang tergerak untuk membangun kembali rumah-Nya.
Komentar
Posting Komentar