Kita tiba di hari terakhir dari Pekan Doa GBKP 2025 — satu minggu penuh kita diajak menyatukan hati dalam perenungan, penyembahan, dan doa bersama. Dan menariknya, tema hari ketujuh ini menuntun kita kepada buah dari semua perjumpaan kita dengan Allah sepanjang pekan ini: ketulusan dalam melakukan pekerjaan yang baik.
Teks dari Titus 3:1–8 tidak hanya memberikan etika hidup Kristen, melainkan menunjukkan visi hidup baru yang lahir dari kasih karunia. Paulus menyadarkan kita bahwa semua pekerjaan baik yang sejati hanya bisa dilakukan ketika kita telah mengalami belas kasihan Allah. Ia berkata dengan tegas:
“Ia menyelamatkan kita — bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya.” (Titus 3:5)
Artinya, pekerjaan baik bukanlah syarat keselamatan, melainkan respons dari hati yang telah diselamatkan. Kita tidak diminta untuk menjadi “orang baik agar masuk Surga,” tetapi karena telah menerima kasih Allah yang besar, kita dipanggil untuk menjadi terang melalui perbuatan baik yang lahir dari ketulusan.
Ketulusan: Ciri Hidup yang Dipenuhi Roh Kudus
Besok kita akan merayakan Pentakosta — hari di mana Roh Kudus dicurahkan, menandai kelahiran gereja dan pengutusan umat percaya untuk menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi.
Namun, Roh Kudus tidak hanya bekerja dalam mukjizat atau karunia yang spektakuler. Ia juga hadir dalam kehidupan sehari-hari yang dijalani dengan kasih dan kerendahan hati. Dalam terang Pentakosta, kita melihat bahwa salah satu tanda seseorang dipenuhi oleh Roh adalah kesediaannya melakukan pekerjaan baik dengan tulus, bahkan ketika itu tidak populer, tidak menguntungkan, atau tidak diperhatikan orang.
Itulah sebabnya dalam ayat 8, Paulus menekankan kepada Titus agar mengajarkan dengan sungguh-sungguh bahwa:
“Mereka yang telah percaya kepada Allah, wajib rajin melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.”
Kita tidak diminta untuk hebat — kita diminta untuk setia dan tulus.
Kita tidak diminta untuk viral — kita diminta untuk jujur dan konsisten.
Dan Roh Kuduslah yang memampukan kita untuk tetap berjalan di jalur kasih itu, bahkan saat dunia mengabaikannya.
Hari Ketujuh: Titik Awal, Bukan Akhir
Walau ini adalah hari terakhir dari Pekan Doa, namun sebenarnya inilah titik awal dari hidup yang diperbaharui. Pekerjaan baik yang kita lakukan bukan berakhir di ruang doa, tetapi dimulai dari sana. Dan besok, saat kita memperingati Pentakosta, kita diingatkan bahwa setiap kita diutus — bukan hanya para pendeta atau penginjil, tetapi semua yang telah menerima kasih karunia.
Pekerjaan baik yang tulus adalah bentuk kesaksian paling nyata dari gereja yang hidup.
Ketika kita mengampuni, ketika kita memberi, ketika kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, ketika kita bersedia mendengar dan melayani dengan sabar — di situlah Roh Kudus sedang bekerja melalui kita.
Refleksi Akhir Pekan Doa:
-
Apakah saya sungguh telah mengalami pembaruan hati selama sepekan ini?
-
Apakah doa-doa saya sudah mulai berbuah dalam tindakan nyata?
-
Apakah saya siap menjadi saksi Kristus — tidak hanya lewat kata, tetapi melalui pekerjaan baik yang tulus, setiap hari?
Mari tutup Pekan Doa ini dengan hati yang terbuka, bukan hanya kepada Allah, tetapi juga kepada dunia yang menanti kesaksian kita.
Dan marilah kita songsong Hari Pentakosta esok dengan hati yang siap dipenuhi Roh Kudus, agar dalam seluruh hidup kita, nama Tuhan dimuliakan, dan kasih-Nya semakin nyata di dunia ini.
Solus Christus. Soli Deo Gloria.
Komentar
Posting Komentar